Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas III Bengkulu menambah petugas pengawasan kesehatan penumpang di bandar udara Fatmawati Soekarno dari sebelumnya tiga orang menjadi enam orang setelah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyatakan dua warga negara Indonesia yang positif terinfeksi Covid-19.

Kordinator Wilayah KKP bandar udara Fatmawati Bengkulu Henny Dwi Kartika mengatakan penambahan petugas ini diambil dari petugas KKP yang sebelumnya bertugas di bandar udara di Pulau Enggano dan bandar udara di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Selain itu petugas tambahan ini juga diambil dari petugas wilayah kerja KKP di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.

"Dari yang biasanya tiga, terus lima dan sekarang enam orang petugas. Tetapi penambahan petugas ini tergantung jumlah penerbangan setiap harinya. Mislanya dihari itu penerbangan ada 12 sampai 13 pesawat kita turunkan enam orang petugas, tetapi kalau penerbangan hanya ada tujuh dan delapan petugas cukup empat hingga lima orang," kata Henny di Bengkulu, Selasa (3/3).

Selain itu, sambung Henny, pengawasan pengawasan penumpang di bandar udara Fatmawati Soekarno Bengkulu juga diperketat menjadi tiga lapis. Pengawasan pertama dilakukan dipintu masuk keberangkatan dan pintu ketika penumpang turun dari pesawat. Kedua, pengawasan dilakukan ditengah terminal dan ketiga dipintu kedatangan.

Pengawasan kesehatan ini dilakukan menggunakan dua alat pemindai suhu tubuh yakni thermal scanner dan thermal gun. Dengan alat ini maka suhu tubuh seluruh penumpang bisa terpantau.

Meski telah memperketat pengawasan dan menambah jumlah petugas, Henny mengaku pihaknya tetap menemui kendala terutama dalam mengawasi penumpang yang memiliki riwayat penerbangan dari luar negeri.

Kata Henny, ada banyak penumpang yang tidak mengaku jika mereka sebelum tiba di Bengkulu mereka menjalani penerbangan dari luar negeri. Padahal setiap kedatangan pesawat pihak KKP selalu menyampaikan pengumuman kepada penumpang yang memiliki riwayat penerbangan dari luar negeri agar menghubungi petugas sebelum meninggalkan bandar udara Fatmawati Soekarno.

"Jadi ketangkepnya mereka itu pas dipintu mau keluar bandara. Jadi petugas yang melihat gelagat penumpang yang diperkirakan sudah menjalani penerbangan dari luar negeri langsung menghampiri. Dari bagasinya bisa dideteksi penumpang ini dari luar negeri atau tidak, ada kode bagasinya. Setelah didatangi petugas baru mereka ngaku," papar Henny.

Henny menambahkan, dari Januari hingga awal Maret pihaknya belum menemukan penumpang yang suhu tubuhnya tinggi. Dari pantauan alat pemindai suhu tubuh, kata Henny, rata-rata suhu tubuh penumpang di bandar udara Fatmawati Soekarno Bengkulu dibawah 37 derajat celsius.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020