Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Pepatah lama ini nampaknya yang diterapkan Helmi Hasan hingga menghantarkannya ke kursi Wali Kota Bengkulu periode 2012-2017, berpasangan dengan Patriana Sosialinda.

Pria asli Lampung, kelahiran Kampung Pisang, 29 November 1979 ini boleh dikatakan "perantau" di Kota Bengkulu. Pertama kali menginjak Bengkulu pada 1997 saat diterima sebagai mahasiswa di Universitas Bengkulu.

Adik kandung Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan ini sama sekali tidak pernah bermimpi memimpin Kota Bengkulu, meski sejak mahasiswa sudah menjadi aktivis di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu.

"Sama sekali tidak pernah bermimpi akan memimpin Kota Bengkulu, tapi sejak menjadi pelajar dan mahasiswa saya sangat bersemangat untuk menyuarakan aspirasi masyarakat kecil," katanya saat diwawancarai di kediaman pribadinya yang sederhana namun memiliki halaman belakang yang luas, tempat bersilaturahmi dan berkumpul untuk menggagas perubahan yang baik bagi masyarakat.

Suami Khairunisya Bahrrullah Abas ini mulai mengenal organisasi sejak di bangku SMA Negeri 100 Jakarta Timur, lalu memimpin organisasi HMI Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu dan HMI Cabang Bengkulu.

Ingin membuat perubahan yang lebih nyata, bungsu dari enam bersaudara buah hati pasangan Hasan Harun (alm) dan Juariyah (alm) ini mulai masuk organisasi partai politik.

Pilihan jatuh ke Partai Amanat Nasional (PAN), tidak lain karena rasa kagumnya kepada sosok Amien Rais, pembawa roh reformasi dan demokrasi yang dikenal dekat dengan mahasiswa.

"Saat kunjungannya ke Bengkulu pada 1998, beliau bersama-sama mahasiswa menggelar unjuk rasa menuntut reformasi di DPRD Provinsi Bengkulu," katanya.

Karirnya di PAN cukup cemerlang dengan menduduki Sekretaris Wilayah DPW PAN Provinsi Bengkulu periode 2005-2010.

Lalu terpilih menjadi Anggota DPRD Kota Bengkulu periode 2004-2009. Karir politik pun semakin meningkat setelah terpilih menjadi Ketua DPW PAN Provinsi Bengkulu 2010-2015.

Pada Pilkada legislatif 2009, Helmi terpilih menjadi Wakil Ketua II DPRD Provinsi Bengkulu untuk periode 2009-2014.

Ingin membuat perubahan yang lebih baik untuk Kota Bengkulu yang baginya menjadi salah satu kota yang paling nyaman di Tanah Air, maka ia maju pada bursa pemilihan wali kota dan wakil wali kota bersama Patriana Sosialinda, kader militan Partai Golkar.

"Saya ingat saat selesai kuliah diminta keluarga bekerja di Jakarta, tapi saya jatuh sakit karena tidak betah dengan suasana kota Jakarta yang semrawut, lalu memilih tinggal di Bengkulu," katanya memaparkan.



Rumah Bersama

Semangat menjadikan Kota Bengkulu sebagai rumah bersama menurut ayah tiga anak ini menjadi modal baginya untuk maju dalam Pilkada Bengkulu dan menduduki jabatan Wali kota.

"Bengkulu rumah bersama bagi berbagai suku, agama dan latar belakang yang berbeda menjadi cita-cita kita bersama," katanya.

Perubahan yang ditawarkan untuk diwujudkan bersama warga Kota Bengkulu bukan mustahil direalisasikan, setelah ia dan Patriana Sosialinda dilantik oleh Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah pada Senin (21/1) di Balai Buntar, Kota Bengkulu.

Saat kampanye Pilkada, Helmi dan Linda mengusung program pengembangan usaha kecil menengah untuk merealisasikan lapangan kerja baru sebanyak 50.000 orang lewat "samisake" atau satu miliar satu kelurahan.

Dana stimulus bagi 67 kelurahan itu digunakan untuk mengembangkan usaha kecil menengah diharapkan mampu menggerakkan perekonomian Kota Bengkulu.

"Dana ini akan dikucurkan bertahap, karena pada tahun anggaran 2013 kami belum memiliki wewenang untuk memproyeksi APBD, jadi akan efektif pada 2014," tambahnya.

Selain itu, penataan birokrasi juga menurutnya penting sehingga cita-cita untuk menjadikan PNS sebagai pelayan masyarakat terealisasi.

Pelayanan masyarakat di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan dan pelayanan satu atap akan ditingkatkan.

Sejumlah program penataan kota juga sudah dirancang, mulai dari perbaikan jalan lingkungan, drainase hingga jaringan listrik dan air bersih.

Selain memperbaiki jalan lingkungan, program 100 hari ke depan antara lain memperbaiki sistem pengelolaan sampah di Kota Bengkulu yang menjadi sorotan dari berbagai pihak.

"Kami berkomitmen untuk meraih kembali piala Adipura yang sudah beberapa tahun terakhir lepas dari Kota Bengkulu," tambahnya.

Penataan kota dilanjutkan dengan perbaikan seluruh lampu jalan yang selama ini tidak beroperasi meski fasilitas fisik sudah tersedia.

Program pembangunan lampu jalan di sejumlah titik di Kota Bengkulu menggunakan dana APBD provinsi sejak 2007 tidak pernah dinikmati warga kota akibat salah kelola.

Peningkatan kerukunan hidup antar-agama akan diwujudkan dengan memperbanyak silaturahmi dan komunikasi yang "sehat".

"Kunjungan ke berbagai sudut kota usai sholat subuh menjadi inspirasi dalam menyusun berbagai program pembangunan, kunjungan ke gereja dan rumah ibadah lainnya juga akan kami lakukan," tambahnya.

Ia mengharapkan, dalam lima tahun mendatang Bengkulu menjadi kota yang makmur dan sejahtera warganya, tertata lebih baik dari sektor infrastruktur, menjadi kota yang nyaman, aman, bersih dan indah, serta para PNS yang berjiwa melayani kepada masyarakatnya.

"Kota Bengkulu dalam impian saya akan menjadi kota idaman bagi penduduknya sendiri dan bagi masyakat lain," katanya. (antara)

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013