Pejabat di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu menyebut ketersediaan virus transport media atau media untuk menyimpan sampel dahak pasien COVID-19 di Bengkulu terus berkurang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Lisyenti Bahar mengatakan stok virus transport media di Bengkulu saat ini berkisar tinggal 12 unit.

"Paling sekarang tersisa sekitar 10 hingga 12 unit lagi. Tempat hidup virus itu khusus berbeda dengan kuman. Sekarang seluruh Indonesia juga mulai habis bukan hanya di Bengkulu saja," papar Lisyenti di Bengkulu, Senin.

Lisyenti menjelaskan, untuk mensiasati agar stok media penyimpan virus korona jenis baru tersebut tercukupi, kedepan hanya sampel dahak dari pasien dalam pengawasan (PDP) saja yang dilakukan uji swab dan dikirim ke laboratorium Litbangkes Kementerian Kesehatan.

Sedangkan kasus orang dengan pemantauan (ODP) untuk sementara waktu tidak diambil sampel dahaknya. Kata Lisyenti, selama ini pihaknya tetap mengambil dan mengirim sampel dahak seluruh ODP untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium Litbangkes Kemenkes.

"Semua ODP kita ambil spesimennya, sudah ada beberapa yang dikirim. Kalau media penyimpanan virus masih ada tetap kita ambil, tapi kalau tinggal sedikit kita stop dulu. Sekarang yang diprioritaskan PDP dulu," jelas Lisyenti.

Lisyenti menambahkan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu konfirmasi dari Kementerian Kesehatan terkait petunjuk teknis mengenai keterbatasan ketersediaan virus transport media ini, apakah diperbolehkan hanya mengirim sampel dahak PDP saja atau tidak.

"Media penyimpanan virus itu tidak biasa, makanya sekarang Kemenkes lagi order media virus itu ke Jepang. Media virus ini untuk menyimpan sampel yang dari tenggorokan," papar Lisyenti.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020