Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu Muhammad Yudha IF meminta pemerintah segera menutup akses keluar-masuk Provinsi Bengkulu guna memutus rantai penularan virus korona jenis baru atau COVID-19.

Menurut Yudha, saat ini yang perlu benar-benar harus dipertimbangkan oleh pemerintah adalah keselamatan rakyat, hal itu didasari atas meningkatnya angka orang yang terinfeksi dan meninggal dunia akibat COVID-19.

Baca juga: ACT salurkan makanan gratis ke tim medis Bengkulu

Anggapan bahwa karantina wilayah dapat melumpuhkan perekonomian dan menambah beban berat pemerintah sementara harus dikesampingkan. Kata Yudha, dengan melakukan karantina wilayah justru akan menunjukkan kehadiran pemerintah terhadap rakyat dalam kondisi pandemi COVID-19 ini.

"Tidak apa-apa ekonomi kita sempit dulu, tapi demi menyelamatkan negara dan daerah dari ancaman COVID-19. Sekali lagi ini bukan lagi ancaman kesehatan saja, tetapi juga ancaman negara dan daerah," kata Yudha di Bengkulu, Jumat.

"Lakukan karantina wilayah ini secepat mungkin mumpung kasus COVID-19 belum menjangkiti Bengkulu. Kita punya militer, punya TNI dan Polri dan man of uniform"l yg lain, mereka bisa langsung digerakkan untuk karantina ini," sambung Yudha.

Hal senada juga diungkapkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu Adrian Muhammad Yusuf. Ia menyebut penutupan akses keluar-masuk Provinsi Bengkulu merupakan cara efektif untuk memutus rantai penularan COVID-19.

Baca juga: Bayi PDP di Bengkulu negatif COVID-19

Baca juga: Satu PDP meninggal di Bengkulu negatif COVID-19

Apalagi, kata Adrian, akhir-akhir ini ada banyak mahasiswa dan warga asal Provinsi Bengkulu yang menetap di daerah terjangkit COVID-19 satu persatu mulai kembali ke Bengkulu.

"Jelas kedatangan mereka ini membuat khawatir warga yang ada di Bengkulu. Karena itu pemerintah harus cepat menutup akses keluar-masuk Bengkulu," tegas Adrian.

Menurut Adrian, karantina wilayah dengan cara menutup akses keluar-masuk Provinsi Bengkulu baik itu jalur udara, darat dan laut merupakan bentuk pelaksanaan physical distancing atau pola jaga jarak paling efektif.

"Tapi tetap saja penutupan akses keluar masuk itu tidak berlaku untuk orang yang membawa sembako dan perlengkapan kesehatan. Jangan sampai ada korban," papar Adrian.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020