Mukomuko (Antara) - Tradisi "balemang" atau memasak beras ketan menggunakan santan kelapa dan dibungkus daun pisang dalam bambu di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, pada saat Hari Raya Idul Adha 1434 Hijriah semakin ditinggalkan oleh warga setempat.
"Sekarang jarang ditemukan warga yang belamang, memang ada satu atau dua orang, itu pun di wilayah pedalaman daerah ini," kata tokoh adat Kecamatan Kota Mukomuko, Amiruddin, di Mukomuko, Selasa.
Padahal, kata dia, dahulunya hampir setiap rumah warga di Kecamatan Kota Mukomuko atau dikenal dengan Pasar Mukomuko ini memasak lemang untuk dimakan saat Hari Raya Idul Adha.
Bahkan, kata dia, warga dahulunya tidak hanya memasak satu jenis makanan saja tetapi juga memasak kue tradisional lainnya ciri khas daerah itu seperti lepek pendek dan penyaram.
Ia menjelaskan, warga semakin meninggalkan tradisi itu karena tidak mau repot lagi memasak kue di rumahnya, cukup membeli berbagai macam kue yang dijual di toko di wilayahnya.
Selain itu, kata dia, ada juga faktor dengan perkembangan teknologi dan perubahan zaman sekarang ini.
Ia menerangkan, meskipun warga sudah sangat jarang balemang dan memasak kue tradisional asli daerah itu, namun kue tersebut masih bisa diperoleh di pasar tradisional.
"Masih ada pedagang warga asli daerah ini yang menjual kue tersebut dan warga cukup membeli saja," ujarnya lagi.
Ia menerangkan, tidak hanya tradisi itu yang semakin ditinggalkan oleh warga setempat tetapi menghiasi Masjid dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha tidak ada lagi.
"Kalau dahulu di depan pintu masuk dihiasi daun kelapa yang muda, tetapi sekarang tidak ada lagi," ujarnya.
Tradisi "balemang" di Mukomuko makin ditinggalkan
Selasa, 15 Oktober 2013 23:49 WIB 9263