Hal tersebut dilakukan sebab sesuai dengan imbauan pemerintah agar melaksanakan peribadatan secara sederhana karena masih dalam pandemi COVID-19.
Pengurus Majelis Buddhayana Bengkulu, Jhony Ciandratana mengimbau kepada umat agar merayakan perayaan Imlek secara sederhana.
"Namun tetap dengan penuh makna dan dengan ritual-ritual yang telah digariskan oleh leluhur," kata Jhony.
Untuk perayaan Imlek di Vihara Buddhayana digelar secara sederhana dengan melakukan puja ucapan syukur bahwa satu tahun telah dilakukan dengan baik, aman dan penuh keselamatan dan kebahagiaan.
Pada 31 Januari malam, dilaksanakan "penyalaan Pelita" atau penyalaan lilin untuk peribadatan, kemudian pada pukul 19.00 nanti akan digelar puja bakti atau "Paritta" dan pada 2 Februari dilaksanakan peribadatan penutupan pelita.
Jhony berharap agar pandemi COVID-19 berakhir sehingga Imlek dapat dirayakan secara meriah.
Salah satu umat peribadatan di Vihara Buddhayana Bengkulu mengatakan bahwa ini perayaan Imlek pertama kali sejak adanya pandemi COVID-19.
"Sudah dua tahun perayaan Imlek ditiadakan akibat COVID-19 dan perayaan ini digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," ujar Christine.
Ia berharap pada perayaan Imlek tahun macan air umat diberkahi, makmur, diberikan kebahagiaan serta pandemi COVID-19 segera berakhir.
Perayaan Imlek di Bengkulu pada tahun 2022 dilakukan tanpa festival seperti festival Barongsai, pemasangan lampion dan lainnya.
Serta umat yang mengikuti peribadatan di Vihara harus menerapkan dan mematuhi Protokol Kesehatan COVID-19 seperti menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan.