Kemiskinan picu kasus "incest" di Bengkulu
Selasa, 10 Maret 2015 6:20 WIB 10460
Bengkulu, (Antara) - Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah Bengkulu menyebutkan kemiskinan menjadi penyebab utama maraknya kasus "incest" atau pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan oleh orang yang memiliki hubungan darah atau kekeluargaan yang tergolong tinggi di daerah itu.
"Beberapa kasus yang kami tangani, penyebab utama adalah kemiskinan sehingga kasus incest Bengkulu tergolong tinggi di Indonesia," kata Pengurus Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Wilayah Bengkulu, Junimarti di Bengkulu.
Contoh kasus tambah dia ditemukan di wilayah Kabupaten Kepahiang, bahwa ruang tidur yang dibagi bersama dalam satu keluarga menjadi alasan bagi pelaku untuk menggauli anak kandungnya.
"Ada kasus yang pernah saya tangani si ibu hamil enam bulan, anaknya hamil lima bulan," ujar dia.
Sementara berdasarkan data Yayasan Women Crisis Center Cayaya Perempuan Bengkulu, kasus incest terus meningkat di Bengkulu.
Pada 2008 tercatat ada lima kasus, kemudian 2009 hanya dua kasus lalu meningkat menjadi 13 kasus pada 2010 yang menimpa korban dengan kisaran usia 5 hingga 18 tahun.
Sementara Sekretaris KPI Wilayah Bengkulu Irna Riza Yuliastuty mengatakan bahwa dari pengakuan pelaku, sebagian besar beralasan khilaf saat menggauli anak kandungnya.
"Bentuk kekerasan seksual ini cukup memprihatinkan karena Bengkulu menjadi daerah dengan kasus cukup tinggi," katanya.
Ia mengatakan keprihatinan dan kegelisahan tersebut belum menjadi gerakan kolektif artinya belum banyak orang yang berpihak pada perempuan yang menjadi korban.
Artinya, kasus tersebut belum dianggap sebagai masalah sosial, tapi masalah pribadi korban.
Karena itu semua pihak perlu terlibat, terutama pemerintah agar memperbaiki sistem dalam perlindungan perempuan dan menuntaskan akar masalah, yakni kemiskinan.
***4***