Bengkulu (Antara) - Pendakian Gunung Elbrus Rusia yang digelar Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam (Kampala) Universitas Bengkulu membawa misi kampanye penyelamatan hutan hujan tropis Sumatera.
Koordinator Tim "Ekspedisi Elbrus", Diskoman Andalas di sela-sela pelepasan tiga orang pendaki di Balai Semarak Bengkulu, Kamis mengatakan penyelamatan hutan tropis menjadi salah satu kunci kelestarian puncak-puncak gunung tertinggi di dunia.
"Tidak akan ada puncak gunung es di dunia jika masyarakat tidak menyelamatkan hutan tropis Sumatera yang menjadi paru-paru dunia," kata Andalas.
Selain kampanye penyelamatan hutan tropis, pendakian gunung ketiga tertinggi di dunia itu juga mengemban misi memecahkan rekor Muri untuk penggunaan pakaian adat Bengkulu sebagai bagian promosi budaya.
Tiga orang pendaki yang merupakan anggota Kampala Unib yang mengemban misi tersebut yakni Adnan Hasibuan, Herydupen Malau dan Ardi Pangestu. Ketiganya merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Para pendaki itu terpilih dari 30 orang anggota Kampala yang mengikuti seleksi yang melibatkan tim kesehatan Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara Korem 041 Gamas dan tim psikologi RSJKO Soeprapto.
Selama dua bulan mereka mengikuti pemusatan pelatihan di mana pelaksanaan tes fisik dilakukan oleh Kesatuan Jasmani Korem 041 Gamas.
Salah seorang pendaki, Herydupen Malau mengatakan mereka sudah mendaki lima puncak gunung di Pulau Sumatera sebagai bagian dari persiapan Ekspedisi Elbrus yakni puncak Gunung Dempo, Kerinci, Merapi, Tandikek dan Singgalang.
"Ini juga bagian dari kampanye penyelamatan hutan Sumatera," katanya.
Ia mengatakan kelestarian hutan tropis Sumatera yang sudah ditetapkan sebagai warisan dunia menjadi kunci keabadian puncak gunung es di dunia, termasuk Eropa.
Pendakian ke gunung yang memiliki ketinggian 5.642 meter di atas permukaan laut akan berlangsung dua pekan.
Puncak Elbrus memiliki nama asli Oskamakho yang berarti Gunung Kebahagiaan. Gunung Elbrus terletak di kawasan pegunungan Kaukasus di Rusia.***3***