Makassar (ANTARA) - Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf mengemukakan, pemecahan rekor MURI peserta terbanyak minum kopi dengan gula aren merupakan bagian dari semangat besar terhadap pelestarian budaya kearifan lokal yang menjadi kekuatan sejati Bumi Panrita Lopi.
"Semangat yang menegaskan bahwa Bulukumba bukan hanya daerah dengan laut yang indah dan tradisi maritim yang kuat, tetapi juga tanah yang subur, kaya hasil bumi, dan berdaya saing tinggi di bidang pertanian," ujarnya melalui keterangannya di Makassar, Rabu.
Pemerintah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) lewat peserta terbanyak minum kopi dengan gula aren dan pembayaran dengan QRIS 5.000 transaksi untuk Bank Sulselbar di Festival Pinisi 2025.
Pemecahan rekor MURI minum kopi dengan gula aren diikuti sebanyak belasan ribu peserta, sementara target hanya 5.000 peserta. Giat ini dilaksanakan sebagai rangkaian Festival Pinisi pada 25 Oktober 2025.
"Festival Pinisi telah menjadi ikon kebanggaan masyarakat Bulukumba.
Tahun demi tahun, festival ini terus berkembang, menampilkan pesona budaya, pariwisata, ekonomi kreatif," kata Muchtar.
Menurut orang nomor satu di Bulukumba ini, kopi dan gula aren adalah dua produk yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat Bulukumba.
Dari pegunungan, para petani Bulukumba dengan tekun menanam dan merawat pohon kopi serta aren, menjaga warisan alam yang menjadi sumber penghidupan dan kebanggaan.
"Dengan kegiatan ini, kita ingin menyampaikan pesan bahwa produk lokal Bulukumba adalah simbol kualitas, kerja keras, dan kecintaan terhadap tanah sendiri," ujar Andi Utta.
Kata dia, pemecahan rekor MURI ini menjadi bukti bahwa masyarakat Bulukumba mampu bersatu untuk mencatat sejarah baru. Apalagi, di tengah gelombang modernisasi, tetap menjaga akar budaya dan identitas lokal.
"Kita tidak kehilangan rasa bangga terhadap produk dan potensi daerah sendiri," ujarnya.
