Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyebutkan mayoritas masyarakat nelayan sepanjang pesisir pantai di daerah ini masih tetap melakukan aktivitas melaut meskipun harga jual ikan menurun akibat dampak wabah virus corona baru atau COVID-19.

“Nelayan tetap aktif melaut, tetapi pembelian ikan oleh sejumlah gudang ikan di daerah ini berkurang karena ikan menumpuk, ikan yang ada sekarang ini kurang terserap di pasar di luar daerah ini,” kata Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko Nasyyardi dalam keterangannya di Mukomuko, Minggu.

Ia mengatakan, selama ini sebagian besar ikan dan udang hasil tangkapan masyarakat nelayan yang tersebar di sejumlah wilayah di daerah ini dijual keluar daerah ini, tetapi sekarang ini ikan yang dijual ke luar daerah setempat terbatas sejak adanya pembatasan sosial berskala besar di Provinsi Sumatera Barat.

Sehingga sebagian besar ikan hasil tangkapan masyarakat nelayan di daerah ini dijual di pasar yang tersebar di daerah ini dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga penjualan ikan di pasar di luar daerah ini.

Ia menyebutkan, misalnya harga jual ikan bawal putih dari sebelumnya sebesar Rp250 ribu per kilogram di sejumlah pasar di luar daerah ini, kini menurun menjadi Rp190 per kg.

Meskipun mayoritas nelayan sepanjang pesisir pantai daerah ini terdampak COVID-19, namun belum ada bantuan baik sembilan bahan pokok maupun bantuan lain dari pemerintah setempat maupun pusat.

Ia mengatakan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Direktur Perizinan dan Pelayanan Kementerian Kelautan dan Perikanan meminta data masyarakat nelayan yang terdampak COVID-19.

Instansinya telah menyampaikan data usulan nama-nama nelayan di daerah ini yang terdampak COVID-19. Sebanyak 1.349 orang nelayan yang tersebar di sejumlah wilayah di daerah ini yang terdampak COVID-19.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020