Bengkulu (Antara Bengkulu) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bengkulu mulai menertibkan para pedagang yang selama ini berjualan di tempat penampungan, masuk ke pasar yang telah selesai dibangun.

"Pembangunan Pasar Tradisional percontohan Mandiri (PTM) Panorama Kota Bengkulu tahap dua selesai dibangun pada akhir Desember 2012, dan terdiri atas 98 kios permanen, serta 300 los mini yang segera akan ditempati," kata Kepala Bidang Pasar Disperindag Kota Bengkulu Bambang Irawan, Minggu.

Ia mengatakan sejak pedagang diinstruksikan untuk pindah pekan lalu mereka sudah membongkar lapak ditempat penampungan pada jalan raya lorong ke Dondong dan mulai pindah.

Namun supaya pedagang itu lebih nyaman masih diperlukan dana tambahan pada kios baru tersebut untuk membeli atap tambahan yang dananya antara Rp500-Rp1 juta perkios.

Selama ini para pedagang yang menempati kios pada badan jalan raya disekitar pasar Panorama enggan pindah dengan alasan mereka beli dengan oknum dengan harga mahal dan baru ditempati beberapa bulan.

Namun setelah diberikan pengertian para pedagang kaki lima itu akhirnya ikut aturan manajemen yang ada di pasar tersebut dan seluruh badan jalan dijadikan lokasi penampungan pedagang selama ini untuk dikosongkan, ujarnya.

Selama badan jalan raya menjadi lokasi berjualan pedagang kaki lima setiap hari jalan daerah itu macet, sehingga mengganggu

kelancaran arus lalu lintas masyarakat umum.

"Kita mengharapkan seluruh pedagang sudah masuk ke lokasi PTM sebelum akhir Februari 2013 karena pasar itu akan diresmikan menteri Perdagangan," ujarnya.

Pembangunan PTM pasar panorama tahap dua itu menghabiskan dana sebesar Rp8,5 miliar dengan 98 kios permanen dan 300 los mini, sedangkan pembangunan tahap pertama ada 92 kios permanen dan 400 los mini dengan dana Rp10 miliar, untuk pembangunan tahap ke tiga belum jelas dananya, tutur Bambang.    S

Seorang pedagang lapak di Pasar Panorama, Sufri, mengatakan, pihaknya merasa resah karena banyaknya pungutan liar berkedok retribusi lapak pedagang kaki lima.

"Setiap hari kami tiga kali dipungut retribusi sedangkan petugasnya berganti-ganti, akibatnya penghasilan setiap hari habis terkuras membayar retribusi tersebut," ujarnya.

Peraktek itu sekarang sudah berangsur habis setelah dilakukan penertiban oleh dinas terkait, meskipun ada hanya pungutan uang rokok yang mengaku petugas dan besarnya tidak ditentukan, ujarnya. (Antara)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013