Universitas Bengkulu menurunkan tim ahli guna membantu menghadapi pemberlakuan "new normal" dalam upaya percepatan deteksi penyebaran COVID-19 di wilayah Provinsi Bengkulu dengan cara memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. 

"Tim ahli Universitas Bengkulu sedang bekerja di rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Bengkulu yaitu RSUD M Yunus," kata Rektor Unib Ridwan Nurazi di Bengkulu, Kamis. 

Tim ahli tersebut berasal dari dua fakultas di Unib yaitu fakultas Kedokteran dan FMIPA yang terdiri dari 8 anggota yaitu dr. Ahmad Azmi Nasution, M. Biomed., dr Enny Nugraheni Sulistyo rini, M. Biomed., Niki Aldi Massardi, S.Si., M. Biomed., dr Novriantika Lestari, S. Ked., M. Biomed., Elvira Yunita S.Si., M. Biomed dan Liya Agustin Umar, S.Si., M. Biomed. 

Salah satu anggota tim ahli Ahmad Azmi Nasution menyebutkan bahwa sebelumnya pemerintah Provinsi Bengkulu bersama Unib dan Balai POM telah menyiapkan laboratorium BSL-2 guna melakukan pemeriksaaan swab. 

"Saat ini kami sedang bekerja di laboratorium tersebut untuk melakukan pemeriksaan RT-PCR," ujar Azmi. 

Ia mengatakan bahwa swab dilakukan oleh Dinas Kesehatan, pihaknya akan memeriksa sampel hasil swab dengan menggunakan mesin RT PCR. 

Metode tersebut berfungsi untuk mendeteksi materi genetik COVID, sehingga apabila ditemukan materi genetik COVID-19 maka dapat disimpulkan bahwa ada virus COVID-19 yang menginfeksi atau positif COVID. 

Lanjut Azmi, Mesin RT PCR mampu melakukan pemeriksaan bisa sampai 96 sampel sekali jalan. 

Namun waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan dari labelling-ekstraksi hingga pendeteksian sampel memakan waktu sekitar 5 hingga 6 jam. 

"Kami baru mampu 50 - 60 sample per hari karena waktu yang dibutuhkan untuk labeling saja memakan waktu 1-1,5 jam," katanya.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020