Mukomuko (Antara Bengkulu) - Pejabat Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, mengatakan wilayah yang menjadi perlintasan gajah dalam kawasan hutan daerah itu berubah fungsinya menjadi kebun sawit.
"Kalau dahulu Kawasan hutan itu menjadi wilayah perlintasan gajah, sekarang wilayah itu sudah banyak yang ditanami sawit," kata Kabid Kehutanan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Wahyu Hidayat, di Mukomuko, Selasa.
Wahyu menyampaikan hal itu sehubungan seringnya gajah yang masuk dalam perkebunan dan merusak tanaman petani setempat.
Ia menyebutkan, wilayah dalam kawasan hutan yang menjadi perlintasan gajah itu mulai dari hutan produksi (HP) Air Rami lalu ke hutan produksi terbatas (HPT) Air Ipuh, selanjutnya HP Air Teramang.
Kondisi perambahan kawasan hutan terparah kata dia, terjadi terhadap HP Air Teramang, di HP itu lahannya sudah banyak yang terbuka luas serta aktivitas perkebunan dengan ditanami sawit.
Ia menerangkan, meskipun wilayah perlintasan gajah itu sudah banyak yang rusak dan ditanami sawit, namun satwa dilindungi itu tetap saja menjadikan lokasi itu sebagai wilayah perlintasannya.
"Gajah itu sulit mencari lokasi perlintasan yang lain, sehingga mereka tetap melewati lokasi perlintasannya," katanya.
Ia menjelaskan, guna menghindari terjadi konflik antara gajah dan manusia, dengan tidak lagi melakukan aktivitas dalam lokasi perlintasannya. Meskipun ada tanaman perkebunan mereka tetap lewat disana.
Selain itu, perlu adanya "Restorasi" terhadap habitat gajah itu seperti melakukan rehabilitasi atau penanaman dalam kawasan hutan yang rusak.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) jika ada konflik antara satwa dilindungi dengan warga setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Kalau dahulu Kawasan hutan itu menjadi wilayah perlintasan gajah, sekarang wilayah itu sudah banyak yang ditanami sawit," kata Kabid Kehutanan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Wahyu Hidayat, di Mukomuko, Selasa.
Wahyu menyampaikan hal itu sehubungan seringnya gajah yang masuk dalam perkebunan dan merusak tanaman petani setempat.
Ia menyebutkan, wilayah dalam kawasan hutan yang menjadi perlintasan gajah itu mulai dari hutan produksi (HP) Air Rami lalu ke hutan produksi terbatas (HPT) Air Ipuh, selanjutnya HP Air Teramang.
Kondisi perambahan kawasan hutan terparah kata dia, terjadi terhadap HP Air Teramang, di HP itu lahannya sudah banyak yang terbuka luas serta aktivitas perkebunan dengan ditanami sawit.
Ia menerangkan, meskipun wilayah perlintasan gajah itu sudah banyak yang rusak dan ditanami sawit, namun satwa dilindungi itu tetap saja menjadikan lokasi itu sebagai wilayah perlintasannya.
"Gajah itu sulit mencari lokasi perlintasan yang lain, sehingga mereka tetap melewati lokasi perlintasannya," katanya.
Ia menjelaskan, guna menghindari terjadi konflik antara gajah dan manusia, dengan tidak lagi melakukan aktivitas dalam lokasi perlintasannya. Meskipun ada tanaman perkebunan mereka tetap lewat disana.
Selain itu, perlu adanya "Restorasi" terhadap habitat gajah itu seperti melakukan rehabilitasi atau penanaman dalam kawasan hutan yang rusak.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) jika ada konflik antara satwa dilindungi dengan warga setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013