Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, Darpinudinn mengatakan, Bus Rapid Trans (BRT) Rafflesia Bengkulu dihentikan karena anggaran operasional transportasi publik ini dialihkan ke penanganan COVID-19.

"Ada 5 bus hibah dari Kementerian perhubungan untuk Bengkulu. Sebelumnya juga terhenti di akhir tahun 2018 dan beroperasi uji coba beberapa bulan di tahun 2019 lalu berhenti lagi," kata Darpinudin, Senin.

Selain anggaran yang dialihkan ke penanganan COVID-19, ia mengatakan  pembatasan sosial juga jadi latar belakang terhentinya pengoperasian bus ini. 

"Kalaupun dijalankan tahun ini bisa dipastikan tidak ada penumpangnya jadi perhitungan untung rugi juga," kata Darpinudin. 

Secara teknis, lanjut dia pelaksanaan operasional bus ini diserahkan kepada pihak Perum Damri.

"Namun pembiayaan mulai dari sopir, perawatan hingga biaya pengoperasiannya tetap kita yang mengelola, Damri hanya menjalankannya," ujarnya. 

Regulasi kerjasama dengan pihak Perum Damri juga katanya hingga saat ini belum jelas. 

Pasalnya, kerjasama kontrak berkaca pada anggaran pertahunnya. 

Bus dengan karoseri dek tinggi dan dijamin nyaman buat penumpang ini, sejak datang ke Bengkulu Oktober 2018 hingga saat ini hanya diparkir di halaman belakang Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu.

Operasi bus yang terhenti membuat lebih 32 halte melalui dua koridor dibangun sia-sia.

Pewarta: Bisri Mustofa

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020