Pemerintah Provinsi Bengkulu menargetkan ekspor lima juta ton Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit per tahun melalui Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, peningkatan target ekspor itu dilakukan menyusul tengah dilakukannya pengembangan terminal curah cair di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu yang telah mencapai 80 persen.

Pengembangan terminal itu diperkirakan selesai dalam waktu dekat sehingga tahun 2021 mendatang Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu bisa merealisasikan target ekspor tersebut.

"Kita mengembangkan terminal curah cair di pelabuhan Pulau Baai lima juta ton per tahun dan sekarang pengerjaannya sudah 80 persen dan April tahun depan berfungsi," kata dia di Bengkulu, Selasa.

Menurut dia, pengembangan terminal curah di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu itu dilakukan untuk memotong jalur pendistribusian dan penjualan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit milik petani Bengkulu yang selama ini diekspor melalui Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Teluk Bayur.

Dengan begitu diharapkan harga jual TBS kelapa sawit milik petani lokal dapat stabil sehingga terwujud kesejahteraan petani dan juga peningkatkan perekonomian daerah.

Selain pengembangan terminal curah, kata dia, upaya lainnya yang dilakukan Pemprov Bengkulu untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit yaitu dengan mendatangkan investor untuk membangun pabrik minyak goreng di wilayah Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

"Ini merupakan komitmen Pemrov Bengkulu untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit dan ini merupakan langkah progresif strategi meningkatkan harga TBS sawit yaitu dengan memotong jalur pendistribusian dan penjualan sawit," demikian Rohidin.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020