Anggota Komisi X DPR RI Dewi Coryati menilai 80 persen sekolah di Provinsi Bengkulu belum siap menerapkan pola pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Menurutnya di Bengkulu, Jumat, ketidaksiapan tersebut lantaran masih banyak siswa yang tidak memiliki perangkat pendukung pelaksanaan pola belajar jarak jauh seperti jaringan internet dana laptop atau gawai.
Selain itu, kata dia, penerapan pola belajar jarak jauh ini juga bisa dilakukan menggunakan media televisi dan radio.
"Yang jadi permasalahan 80 persen sekolah di Provinsi Bengkulu ini ada yang tidak memiliki kedua-duanya baik itu jaringan internet atau jaringan televisi dan radio," katanya.
Politisi PAN yang terpilih dari daerah pemilihan Provinsi Bengkulu ini menyebut satu-satunya solusi bagi daerah yang tidak siap melaksanakan pola pembelajaran jarak jauh yaitu kembali melangsungkan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Kata Dewi, opsi tersebut bahkan telah disampaikan Komisi X DPR RI ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sebagai solusi agar siswa tetap mendapatkan pendidikan di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Kendati demikian, kata Dewi, penerapan pembelajaran tatap muka di sekolah itu tetap harus menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
"Sejauh ini belum ada solusi bagi sekolah-sekolah yang tidak bisa melaksanakan PJJ, jadi memang pembelajaran secara tatap muka itulah pilihannya," paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan mengharapkan guru atau tenaga pengajar di Kota Bengkulu dapat berinovasi dalam hal pelaksanaan pembelajaran di tengah situasi pandemi COVID-19 khususnya dalam penerapan pembelajaran jarak jauh.
Kata Helmi, inovasi dan kreativitas guru ini dituntut agar kualitas pendidikan tetap terjaga meski pemerintah daerah telah menjalankan program pendukung pelaksanaan pembelajaran jarak jauh seperti pemberian kuota internet gratis hingga bekerjasama dengan media televisi dan radio.
"Apalagi kita sebagai pemerintah, sudah berupaya mendukung penerapan PJJ ini mulai dari memberikan kuota gratis, hingga bekerjasama dengan media televisi," demikian Helmi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Menurutnya di Bengkulu, Jumat, ketidaksiapan tersebut lantaran masih banyak siswa yang tidak memiliki perangkat pendukung pelaksanaan pola belajar jarak jauh seperti jaringan internet dana laptop atau gawai.
Selain itu, kata dia, penerapan pola belajar jarak jauh ini juga bisa dilakukan menggunakan media televisi dan radio.
"Yang jadi permasalahan 80 persen sekolah di Provinsi Bengkulu ini ada yang tidak memiliki kedua-duanya baik itu jaringan internet atau jaringan televisi dan radio," katanya.
Politisi PAN yang terpilih dari daerah pemilihan Provinsi Bengkulu ini menyebut satu-satunya solusi bagi daerah yang tidak siap melaksanakan pola pembelajaran jarak jauh yaitu kembali melangsungkan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Kata Dewi, opsi tersebut bahkan telah disampaikan Komisi X DPR RI ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sebagai solusi agar siswa tetap mendapatkan pendidikan di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Kendati demikian, kata Dewi, penerapan pembelajaran tatap muka di sekolah itu tetap harus menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
"Sejauh ini belum ada solusi bagi sekolah-sekolah yang tidak bisa melaksanakan PJJ, jadi memang pembelajaran secara tatap muka itulah pilihannya," paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan mengharapkan guru atau tenaga pengajar di Kota Bengkulu dapat berinovasi dalam hal pelaksanaan pembelajaran di tengah situasi pandemi COVID-19 khususnya dalam penerapan pembelajaran jarak jauh.
Kata Helmi, inovasi dan kreativitas guru ini dituntut agar kualitas pendidikan tetap terjaga meski pemerintah daerah telah menjalankan program pendukung pelaksanaan pembelajaran jarak jauh seperti pemberian kuota internet gratis hingga bekerjasama dengan media televisi dan radio.
"Apalagi kita sebagai pemerintah, sudah berupaya mendukung penerapan PJJ ini mulai dari memberikan kuota gratis, hingga bekerjasama dengan media televisi," demikian Helmi.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020