Bengkulu (Antara Bengkulu) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu rutin memelihara harimau Sumatera (Phantera tigris Sumatrae)
kena jerat meskipun kaki belakangnya lumpuh.

"Harimau itu masuk kerangkeng di Desa Talangsebaris, Kecamatan Airpriukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu bulan lalu, namun diduga kuat pernah kena jerat warga," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Anggoro Dwi Sudjatmiko di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan kondisi tubuhnya saat ini sangat sehat dan makannya cukup kuat, namun kedua kaki belakangnya lumpuh hingga saat ini tidak bisa berdiri tegak.

Sebelumnya lukanya cukup parah, terutama kaki bagian belakang sehingga tidak bisa berdiri tegak hingga sekarang padahal keberadaan
jenis satwa langka itu terancam punah.

Keterbatasan peralatan di BKSDA Bengkulu membuat perawatan tidak optimal sehingga perlu dirujuk ke rumah sakit khusus satwa di Pulau Jawa karena kaki satwa itu perlu dirontgen.

Pihaknya sudah menyurati Kementerian Kehutanan tentang perlunya perawatan intensif terhadap harimau betina itu.

Harimau betina yang diperkirakan berusia tiga hingga empat tahun itu diberi nama Tesa, yakni singkatan dari Desa Talangsebaris, lokasi penyelematan satwa tersebut.

Berdasarkan pantauan, harimau yang dirawat di Kantor BKSDA Bengkulu itu terlihat kurus dengan bagian kaki yang terluka.

"Tiap pagi dan sore menghabiskan lima hingga enam kilogram daging ayam atau daging sapi," kata seorang petugas yang sedang memberi makan harimau itu, Riko.

Pewarta: Oleh Zulkifli Lubis

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013