Bandarlampung (Antara Bengkulu) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Daerah Lampung menyoroti perilaku pemasangan poster atau atribut sosialisasi para bakal calon gubernur dan calon legislatif yang ditancapkan di pepohonan, karena akan berakibat mematikan pohon tersebut.

Menurut Muhammad Nasihin, Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan Eksekutif Daerah Walhi Lampung di Bandarlampung, Senin, mendekati musim kampanye seperti yang sudah kita alami menjelang pemilihan gubernur, maupun pemilu legislatif, umumnya para bakal calon menggunakan pepohonan di pinggir jalan dan tempat umum menjadi tempat menempelkan poster dan atribut sosialisasi mereka.

Pemandangan kota yang masih semrawut, menurut dia, menjadi kian tidak karuan dengan terpampang poster-poster para bakal calon kepala daerah maupun anggota legislatif, seperti terjadi di Kota Bandar Lampung saat ini.

"Pemandangan seperti itu sudah menjadi hal yang jamak di lingkungan sekitar dan sepanjang jalan protokol dan kawasan publik lainnya, dengan pepohonan tak luput dari serangan benda asing yang menancap," ujar dia.

Padahal menurut Nasihin, keberadaan poster-poster yang tertancap di pohon itu dapat mengancam keselamatan dan pertumbuhan pohon tersebut.

Apalagi benda yang sering digunakan secara luas oleh beberapa kalangan untuk memasang poster itu berupa paku, sekrup, kawat atau pun tali yang dengan sengaja dipasang untuk tujuan-tujuan tertentu menjelang kampanye pemilu.

Benda-benda tersebut sampai menyatu dan masuk ke dalam badan pohon, kata dia.

Padahal tindakan seperti itu adalah mematikan pohon secara perlahan, ujar dia lagi, dan dalam waktu dekat dipastikan akan mengakibatkan pepohonan itu menjadi mati.

Dia mengingatkan bahwa memasukkan benda-benda asing ke dalam pohon (tree spiking) sangat jelas dapat mengganggu kehidupan pohon itu.

Bentangan kawat dan tali yang menggantung di cabang pohon sangat merusak kulit kayu dan struktur pohon, katanya lagi.

Kerusakan lain pada kulit pohon adalah sebagai titik masuk potensial bagi infeksi penyakit dan bakteri, dan pohon yang banyak pakunya akan mengalami gangguan proses fisik dan biologis dalam tubuhnya karena gangguan benda asing yang tertanam di dalamnya, ujar Nasihin.

Selain itu, kata dia, dalam waktu singkat kekuatan kayu akan berkurang karena pohon mudah terinfeksi penyakit karena banyak pintu bagi hama dan penyakit kulit pohon masuk.

Padahal kulit kayu adalah tameng terluar batang pohon, sedangkan batang adalah tempat yang sentral bagi pertumbuhan pohon.

Walhi Lampung mengecam perilaku para bakal calon pemimpin rakyat yang menjadikan pohon sebagai tempat pemasangan poster dengan cara dipaku yang masih marak bertebaran, dan itu tentu sangat disayangkan.

"Semestinya para calon pemimpin rakyat menyadari bahwa pohon bukanlah tempat pemasangan poster mereka sebagai bentuk sosialisasi," kata dia.

Tindakan menempelkan dan memaku poster di pohon tidak hanya sekadar merusak pemandangan kota saja, tapi lebih dari itu akan merusak pohon, kata dia mengingatkan lagi.

Walhi Lampung mengecam tindakan siapa pun itu, dengan alasan apa pun yang memaku poster (atribut sosialisasi) di pohon karena merupakan tindakan orang yang tidak punya hati nurani.

Berkaitan dengan itu, Eksekutif Daerah Walhi Lampung mengimbau Pemkot Bandarlampung harus menindaklanjuti masih banyak poster yang dipaku di pohon di kota ini.

Padahal menurut Nasihin, tindakan itu telah melabrak Peraturan Daerah Bandarlampung No. 8 Tahun 2000 tentang Ketertiban Umum.

Dia mengimbau kepada para calon pemimpin rakyat di daerah ini, harus memiliki kesadaran agar tidak menjadikan pohon sebagai tempat pemasangan poster dengan cara dipaku, karena paku-paku tersebut bisa merusak dan mematikan pohon itu.

"Kami mengajak semua kalangan agar dapat serentak menghentikan tindakan memasang poster dengan memaku di pohon serta melarang poster dipaku di pohon," kata Nasihin lagi. (ANTARA)

Pewarta: Oleh Budisantoso Budiman

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013