Bengkulu (Antara Bengkulu) - Para petani sayur di Desa Kebawetan, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, membudidayakan tanaman stroberi lokal karena produksi dan kualitasnya cukup baik.

Pengembangan tanaman stroberi itu, kelanjutan tanaman percontohan pada 2009 yang cukup berhasil di daerah itu, disamping jenis tanaman sayur lainnya, kata seorang petani stroberi Manto di Bengkulu, Sabtu.

Ia mengatakan, harga jual pada pedagang pengumpul antara Rp12.000-Rp15.000 per kilogram, harga itu bisa saja berubah bila cuaca ekstrim melanda daerah itu.

Biasanya bila cuaca cerah harga cenderung turun karena produksi petani meningkat, sebaliknya pada saat cuaca banyak hujan produksi turun dan permintaan tinggi.

"Selama kami membudidayakan stroberi lokal itu pendapatan ada peningkatan karena permintaan dari pedagang besar dari luar Bengkulu cukup tinggi," ujarnya.

Kepala Disnas Pertanian Kabupaten Kepahiang Ir Taufik mengatakan, tanaman stroberi lokal itu dibudidayakan sejak 2009 di dua desa dalam Kecamatan Kebawetan setempat.

Tanaman stroberi percontohan itu pada lahan sekitar delapan hektare yaitu di Desa Mekar sari dan Desa Sukasari setempat, sedangkan hasilnya cukup bagus sehingga petani tertarik untuk mengembangkan tanaman tersebut.

Kualitas stroberi dari daerah itu cukup baik, sehingga banyak dipesan dari beberapa industri makanan di Jakarta, untuk memenuhi permintaan dari beberapa perusahaan industri makanan itu, diperlukan budidaya khusus disamping meningkatkan produksinya.

Produksi stroberi dari Kabupaten Kepahiang itu, selama ini adalah dari kebun masyarakat yang luasnya masih dalam skala kecil dan dikembangkan secara tradisional, namun kualitas buahnya sudah cukup baik.

Berdasarkan pedoman itu, maka Pemerintah kabupaten setempat sejak 2009 mengalokasikan dana puluhan juta rupiah membuat kebun percontohan yang akan melibatkan petani penggarap yang profesional.

Selain itu, dia juga mengembangkan beberapa program tanaman unggul pertanian antara lain kentang merah, kentang unggul, jahe merah dan jahe gajah, sedangkan ada lagi jenis sayuran yang di produksi dengan tidak menggunakan pupuk kimia.

Selama ini petani sayur daerah itu sudah terbiasa menggunakan pupuk kimia, namun belakangan produksi sayur tersebut hanya dimintai oleh warga lokal, sedangkan permintaan sayur segar dari luar Bengkulu sebagian besar memesan sayur yang menggunakan pupuk organik dari kotoran ternak, ujarnya.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013