Berdasarkan rekaman peralatan "lightning detector" di Stasiun Geofisika BMKG Deli Serdang, aktivitas petir pada pekan ketiga atau periode 14 hingga 20 Desember 2020 tercatat kejadian petir di Sumatera Utara sebanyak 2.240 sambaran.

" Jumlah itu menurun drastis di banding pekan lalu yang berjumlah 7.880 sambaran, " kata Kepala Stasiun Geofisika Deli Serdang, Teguh Rahayu di Medan, Senin.

Ia menjelaskan klasifikasi tingkat sebaran petir di Sumatra Utara dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kategori rendah, sedang, dan tinggi.

Dari hasil rekaman "lightning detector", pada periode satu pekan ini, tidak ada daerah yang memiliki kategori sambaran petir tinggi.

Sedangkan untuk daerah yang memiliki kategori sambaran petir sedang berada di daerah Asahan, Deli Serdang, Karo, Langkat, dan Simalungun.

Dominasi sebaran petir dengan kategori rendah berada di wilayah Batubara, Binjai, Dairi, Gunungsitoli, Humbang Hasundutan, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu Selatan, Mandailing Natal, Medan.

Kemudian di Nias, Nias Barat, Nias Selatan, Nias Utara, Padanglawas, Padanglawas Utara, Padangsidempuan, Pakpak Bharat, Pematang Siantar, Samosir, Serdang Bedagai, Sibolga, Tanjung Balai, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Tebing Tinggi, dan Toba Samosir.

"Kepada masyarakat yang berada di wilayah dengan tingkat aktivitas petir sedang dan tinggi, diimbau agar meningkatkan kewaspadaan ketika berada di luar rumah, di atas gedung bertingkat, di dekat tower listrik atau antena, dan pepohonan yang tinggi, " demikian Teguh Rahayu.
 

Pewarta: Juraidi

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020