Pekanbaru (Antara Bengkulu) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan telah menjatuhkan sebanyak 150 bom air di sejumlah wilayah kabupetan dan kota yang terdapat titik api atau lahan terbakar.
"Lima hari sebelumnya diperkirakan sudah ada 70 bom air, kemudian kemarin (26/6) ditambah ada sekitar 37 lagi dan hari ini rencananya akan ada 50 bom air," kata Humas BNPB Agus Wibowo kepada Antara di Posko Satgas Penanggulangan Bencana Asap Provinsi Riau di Pekanbaru, Kamis.
Dia menjelaskan, bom air untuk hari ini (Kamis) akan difokuskan di beberapa wilayah yang memang masih terdapat titik api.
Menurut data dari satelit pemantau cuaca dan panas bumi (NOAA), kata Agus, titik panas masih ada beberapa lagi yang terparah, yakni di sekitar wilayah Kabupaten Pelalawan dan Perawang Kabupaten Siak.
"Ada empat helikopter yang difokuskan untuk menjatuhkan bom air ke dua wilayah tersebut. Dua helikopter dari BNPB dan dua lagi merupakan bantuan dari perusahaan PT Sinar Mas dan PT RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper)," katanya.
Agus menjelaskan, sebenarnya dua perusahaan itu masing-masingnya memperbantukan dua helikopter untuk mengatasi bencana kabut asap di Riau.
Namun menurut dia, hanya satu pesawat milik RAPP dan satu milik Sinar Mas yang ditugaskan untuk membantu memadamkan api dengan menggunakan bom air.
Sementara satu lagi dari masing-masing helikopter milik perusahaan itu, kata dia, dipergunakan untuk angkutan menteri dan Kepala BNBP Syamsul Maarif yang datang untuk meninjau lokasi-lokasi kebakaran lahan.
"Jadi dari total delapan helikopter, dua lagi milik SAR TNI Angkatan Udara, empat diantaranya melakukan upaya bom air. Sementara dua helikopter lagi untuk pengangkutan rombongan petinggi BNPB dan menteri, sementara dua lagi yang milik SAR TNI AU adalah untuk melakukan peninjauan," katanya.
Agus mengatakan, selain melakukan upaya pemadaman dengan bom air, pihaknya bersama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga masih terus melakukan penyemaian awan dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
"Selama lima hari lalu, sudah ada sepuluh ton garam yang ditebar, sementara kemarin ada sekitar enam ton dan hari ini rencananya akan ada penaburan garam sebanyak lima ton. Totalnya ada sebanyak 21 ton garam yang habis hingga hari ini untuk upaya hujan buatan," katanya.
Upaya penyemaian awan hingga terjadi hujan tersebut kata dia, dilakukan dengan menggunakan satu unit peawat Herkules dan satu unit pesawat jenis Cassa.
"Upaya TMC juga dilakukan di dua kabupaten itu, yakni Pelalawan dan Kecamatan Perawang Kabupaten Siak," katanya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Lima hari sebelumnya diperkirakan sudah ada 70 bom air, kemudian kemarin (26/6) ditambah ada sekitar 37 lagi dan hari ini rencananya akan ada 50 bom air," kata Humas BNPB Agus Wibowo kepada Antara di Posko Satgas Penanggulangan Bencana Asap Provinsi Riau di Pekanbaru, Kamis.
Dia menjelaskan, bom air untuk hari ini (Kamis) akan difokuskan di beberapa wilayah yang memang masih terdapat titik api.
Menurut data dari satelit pemantau cuaca dan panas bumi (NOAA), kata Agus, titik panas masih ada beberapa lagi yang terparah, yakni di sekitar wilayah Kabupaten Pelalawan dan Perawang Kabupaten Siak.
"Ada empat helikopter yang difokuskan untuk menjatuhkan bom air ke dua wilayah tersebut. Dua helikopter dari BNPB dan dua lagi merupakan bantuan dari perusahaan PT Sinar Mas dan PT RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper)," katanya.
Agus menjelaskan, sebenarnya dua perusahaan itu masing-masingnya memperbantukan dua helikopter untuk mengatasi bencana kabut asap di Riau.
Namun menurut dia, hanya satu pesawat milik RAPP dan satu milik Sinar Mas yang ditugaskan untuk membantu memadamkan api dengan menggunakan bom air.
Sementara satu lagi dari masing-masing helikopter milik perusahaan itu, kata dia, dipergunakan untuk angkutan menteri dan Kepala BNBP Syamsul Maarif yang datang untuk meninjau lokasi-lokasi kebakaran lahan.
"Jadi dari total delapan helikopter, dua lagi milik SAR TNI Angkatan Udara, empat diantaranya melakukan upaya bom air. Sementara dua helikopter lagi untuk pengangkutan rombongan petinggi BNPB dan menteri, sementara dua lagi yang milik SAR TNI AU adalah untuk melakukan peninjauan," katanya.
Agus mengatakan, selain melakukan upaya pemadaman dengan bom air, pihaknya bersama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga masih terus melakukan penyemaian awan dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
"Selama lima hari lalu, sudah ada sepuluh ton garam yang ditebar, sementara kemarin ada sekitar enam ton dan hari ini rencananya akan ada penaburan garam sebanyak lima ton. Totalnya ada sebanyak 21 ton garam yang habis hingga hari ini untuk upaya hujan buatan," katanya.
Upaya penyemaian awan hingga terjadi hujan tersebut kata dia, dilakukan dengan menggunakan satu unit peawat Herkules dan satu unit pesawat jenis Cassa.
"Upaya TMC juga dilakukan di dua kabupaten itu, yakni Pelalawan dan Kecamatan Perawang Kabupaten Siak," katanya. (Antara)
Editor : Helti Marini S
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013