Rejanglebong (Antara) - Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tengah mengantisipasi aksi pembalakan hutan pascapanen kopi di daerah itu.

"Biasanya kasus penjarahan hutan akan marak jika musim panen kopi sudah berakhir, warga di sekitar hutan lindung biasanya akan menebang kayu untuk dijual ke para penampung," kata Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Rejanglebong Anom Chan, Selasa.

Kawasan hutan yang dianggap rawan aksi penjarahan di daerah itu kata dia, ialah di wilayah trans Bukit Batu, Kecamatan Padang Ulak Tanding yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), kemudian kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bukit Daun di Kecamatan Bermani Ulu yang berbatasan dengan Kabupaten Lebong.

Antisipasi yang dilakukan pihaknya, tambah dia, selain melakukan menertibkan perambah hutan kemudian memperketat pengawasan terhadap pelaku pembalakan kayu dengan jalan melakukan patroli bersama Polhut, dibantu petugas TNI dan Polri serta penyuluhan kepada masyarakat disekitar kawasan hutan agar tidak menebanginya karena dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

Sementara itu, untuk memulihkan kerusakan hutan di daerah itu kata dia, pada tahun ini Kabupaten Rejanglebong, menerima program bantuan kebun bibit rakyat atau KBR kepada 60 kelompok tani yang tersebar dalam 15 kecamatan dengan besaran bantuan Rp50 juta per kelompok.

Ia mengatakan bahwa Program KBR yang akan diterima kelompok tani itu rencananya akan dilaksanakan mulai Agustus 2013, dengan jenis kegiatan berupa pengadaan bibit kayu-kayuan dan buah-buahan.

Selain itu, petani juga akan bertindak selaku penanamnya terutama di kawasan lahan yang telah gundul agar dapat hijau kembali, katanya menjelaskan.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013