Rejanglebong (ANTARA Bengkulu) - Kesiapsiagaan terhadap bencana alam yang perlu ditanamkan sejak usia sekolah dasar menjadi program pelajaran ekstrakurikuler sekolah siaga bencana di wilayah Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu.

"Program kesiapsiagaan bencana ini harus ditanamkan sejak dini dan sudah menjadi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah kami ini sejak tahun 2009-2010. Kegiatan ekskul ini sebelumnya dibina oleh relawan PMI Rejanglebong dan Palang Merah Jerman atau GRC dan sekarang sudah mandiri," kata Kepala Sekolah SDN 06 Desa Sumber Urip, Kabupaten Rejang Lebong, Basuki Senin.

Penerapan ini membuat sekolah ini menjadi percontohan siaga bencana tingkat nasional.

Ia menjelaskan, belajar teknis penanganan dan upaya pertolongan dalam suatu bencana alam terutama musibah gunung meletus kata dia, merupakan pengetahuan hal yang sangat berguna bagi siswa dan masyarakat mengingat desa mereka yang berada di kaki gunung api Bukit Kaba.

Terpilihnya SDN 06 Desa Sumber Urip  Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejanglebong sebagai sekolah dan desa percontohan kesiapsiagaan bencana tingkat nasional, patut mereka syukuri karena selain dapat mengangkat nama sekolah juga nama daerah setempat, sehingga menjadi motivasi bagi mereka untuk tampil lebih baik lagi dari sebelumnya.

Sementara itu menurut Fasilitator Kesiapsiagaan bencana SDN 06 Sumber Urip yang juga guru olahraga di sekolah ini, Hendriyati, materi yang diberikan kepada anak didiknya ialah pelatihan pertolongan pertama pada kesecelakaan (P3K).

Kemudian simulasi penanggulangan gempa bumi serta pembentukan palang merah remaja (PMR).

"Sebelumnya siswa yang kita ikutkan dalam program ekskul ini sebanyak 28 anak yang berasal dari kelas empat sampai kelas enam, namun mulai tahun ini akan diikutsertakan dari semua kelas," katanya.

Pelajaran eksrakurikuler ini tidak menghambat kegiatan pelajaran anak karena dilakukan pada hari Minggu dan libur sekolah, selain itu kegiatan ini juga masih menginduk ke program ekskul lainnya seperti pramuka dan olahraga.

Kendati sekolah itu sejak 2009-2010 sudah dijadikan sekolah siaga bencana (SSB) bersama dengan 18 sekolah lainnya di Rejanglebong, namun hingga kini mereka belum memiliki gedung khusus PMR.

Seperti peralatan pendukung kegiatan seperti tenda, tandu maupun peralatan lainnya. Peralatan yang mereka miliki baru berupa rompi PMR dan peralatan permainan monopoli siaga bencana.
(KR-NMD/I016)

Pewarta:

Editor : AWI-SEO&Digital Ads


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012