Banda Aceh (ANTARA Bengkulu) - Populasi penyu di perairan Aceh terancam punah akibat masih maraknya perburuan liar dilakukan masyarakat setempat dan gagalnya penetasan telur akhir-akhir ini.

"Sebelum bencana tsunami ada beberapa kawasan pesisir di pantai barat selatan Aceh menjadi tempat penyu bertelur, kini sudah langka," kata Koordinator Sahabat Laut Ratno Sugito di Lampuuk, Aceh Besar, Rabu.

Didampingi Koordinator Tim Pemantauan Penyu Jaringan Koalisi untuk Advokasi Laut Aceh (KUALA) Rahmad, dia mengatakan masih maraknya perburuan dan pencurian telur hewan yang mulai langka itu menyebabkan populasinya terus mengalami penurunan bahkan nyaris punah.

Setiap tahun, kata Ratno, populasi berbagai jenis penyu terus menurun antara 20 dan 30 persen sehingga perlu perhatian dari seluruh elemen, baik masyarakat maupun pemerintah, agar kelestarian hewan itu tetap terjaga.

Ada tujuh jenis penyu di wilayah perairan Indonesia, yakni penyu Belimbing (Dermochelys Coriacea), penyu Hijau (Chelonia Mydas), penyu Pipih (Natator Depressus), penyu Sisik (Eretmochelys Imbricata), penyu Tempayan (Caretta Caretta), dan penyu Lekang/Sisik Semu (Lepidochelys Olivacea).

"Hanya Penyu Kempi (Lepidochelys Kempii) yang tidak pernah ditemukan di Indonesia," katanya lagi.

Koordinator Tim Pemantauan Penyu Jaringan KUALA Rahmad mengatakan bahwa hampir seluruh wilayah barat selatan Aceh terdapat tempat untuk penyu bertelur, namun pascatsunami 26 Desember 2004 hewan yang dilindungi tersebut mulai langka.

Hanya beberapa lokasi yang masih menjadi tempat bertelur penyu,  di antaranya pasie Weung Lhok Pulo Aceh, pasie Lange Lhok Lampuuk, dan pesisir pantai Lhok Lhoknga, sedangkan di Pasie Lange terdapat tiga jenis penyu yang sering bertelur, yakni penyu Belimbing, penyu Hijau, dan penyu Sisik.

"Sekitar 20 tahun lalu penyu-penyu itu bertelur hingga 10 indukan, kini hanya tinggal dua hingga tiga indukan. Kami khawatirkan lima hingga 10 tahun mendatang kawasan ini tidak akan disinggahi penyu lagi," katanya.(Ant)

Pewarta:

Editor : Zulkifli Lubis


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012