Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, terus memberikan dukungan kepada masyarakat setempat dalam menerapkan integrasi sapi-sawit sebagai upaya untuk meningkatkan populasi sapi dan mengurangi beban pakan ternak.
Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan P2HP Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Yeni Misra di Mukomuko, Sabtu (4/4) mengatakaan program ini sangat menjanjikan.
"Kami tetap mendukung induk sapi kawin alam karena secara realita program integrasi sapi-sawit sangat menjanjikan," kata dia.
Salah satu bukti keberhasilan program ini adalah tingginya tingkat kelahiran sapi bali di Mukomuko. "Sapi bali yang dipelihara di Mukomuko ada 19 kali beranak, tetapi hewan ternak tersebut masih produktif," ungkap Yeni Misra.
Menurutnya, integrasi sapi-sawit telah membawa manfaat yang signifikan. Sapi dilepas di bawah kebun sawit, yang memungkinkan sapi untuk memakan rumput dan kotorannya menjadi pupuk alami.
Meskipun ada kendala terkait regulasi yang melarang pengeluaran hewan ternak, namun Distan Mukomuko telah menemukan solusi dengan melepasliarkan sapi di kebun sawit sendiri, dengan tetap menjaga dalam pagar.
Yeni Misra menambahkan, "Dari seluas satu hektare kebun kelapa sawit bisa menampung tiga ekor sapi, kalau lebih dari tiga ekor, sapi bisa kurus karena kekurangan pakan."
Berdasarkan penelitian, sapi yang dilepasliarkan memiliki angka gangguan reproduksi yang jauh lebih rendah, hanya sekitar 10 persen, dibandingkan dengan sapi yang dikandangkan yang mencapai 40 persen.
Meskipun masih ada banyak kebun kelapa sawit yang belum dimanfaatkan untuk beternak sapi, beberapa perusahaan di daerah ini telah memberikan izin kepada karyawan mereka untuk beternak sapi dan bahkan memanfaatkan kebun sawit milik perusahaan untuk melepasliarkan sapi.
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan oleh program integrasi sapi-sawit ini, Distan Mukomuko berkomitmen untuk terus mendukung dan memajukannya demi kesejahteraan masyarakat dan peningkatan produktivitas pertanian.
Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan P2HP Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Yeni Misra di Mukomuko, Sabtu (4/4) mengatakaan program ini sangat menjanjikan.
"Kami tetap mendukung induk sapi kawin alam karena secara realita program integrasi sapi-sawit sangat menjanjikan," kata dia.
Salah satu bukti keberhasilan program ini adalah tingginya tingkat kelahiran sapi bali di Mukomuko. "Sapi bali yang dipelihara di Mukomuko ada 19 kali beranak, tetapi hewan ternak tersebut masih produktif," ungkap Yeni Misra.
Menurutnya, integrasi sapi-sawit telah membawa manfaat yang signifikan. Sapi dilepas di bawah kebun sawit, yang memungkinkan sapi untuk memakan rumput dan kotorannya menjadi pupuk alami.
Meskipun ada kendala terkait regulasi yang melarang pengeluaran hewan ternak, namun Distan Mukomuko telah menemukan solusi dengan melepasliarkan sapi di kebun sawit sendiri, dengan tetap menjaga dalam pagar.
Yeni Misra menambahkan, "Dari seluas satu hektare kebun kelapa sawit bisa menampung tiga ekor sapi, kalau lebih dari tiga ekor, sapi bisa kurus karena kekurangan pakan."
Berdasarkan penelitian, sapi yang dilepasliarkan memiliki angka gangguan reproduksi yang jauh lebih rendah, hanya sekitar 10 persen, dibandingkan dengan sapi yang dikandangkan yang mencapai 40 persen.
Meskipun masih ada banyak kebun kelapa sawit yang belum dimanfaatkan untuk beternak sapi, beberapa perusahaan di daerah ini telah memberikan izin kepada karyawan mereka untuk beternak sapi dan bahkan memanfaatkan kebun sawit milik perusahaan untuk melepasliarkan sapi.
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan oleh program integrasi sapi-sawit ini, Distan Mukomuko berkomitmen untuk terus mendukung dan memajukannya demi kesejahteraan masyarakat dan peningkatan produktivitas pertanian.