Banda Aceh (ANTARA Bengkulu) - Sebanyak 505 pelajar SMP Negeri 1 Pekan Bada dan SMA 2 Unggul Ali Hasyimi Kabupaten Aceh Besar memperingati satu tahun bencana tsunami Jepang 11 Maret 2011 sebagai bentuk solidaritas bagi korban musibah tersebut.

Kegiatan itu difasilitasi Tsunami and Disaster Mitigation Research Center Universitas Syiah Kuala (TDMRC Unsyiah).

"Peringatan satu tahun bencana tsunami yang terjadi di Jepang bentuk kepedulian Aceh agar masyarakat di sana dapat bangkit, apalagi masyarakat Jepang juga membantu Aceh pasca-tsunami akhir Desember 2004," kata Sekretaris TDMRC Unsyiah Ridwan Mahmud (50) di Banda Aceh, Sabtu.

Peringatan mengenang satu tahun bencana tsunami Jepang di halaman sekolah SMP Negeri 1 Pekan Bada Kabupaten Aceh Besar itu diwarnai dengan kegiatan menulis pesan kepada masyarakat Jepang di bunga masa depan dan pelepasan ratusan balon berorigami oleh pelajar dan aktivis TDMRC serta para pengajar di dua sekolah itu.

Menurutnya, peringatan satu tahun mengenang tsunami Jepang itu juga sebagai wujud solidaritas pelajar Aceh sekaligus penyadaran kesiapsiagaan bencana bagi pelajar di Aceh dan Indonesia

Ia juga mengatakan peringatan bencana yang telah merusak berbagai infrastruktur dan menewaskan 2.000 jiwa lebih itu sebagai introspeksi dan mengajak para pemangku kepentingan komunitas sekolah untuk melakukan upaya terkait pengurangan risiko bencana.

Peringatan satu tahun mengenang bencana di negeri Sakura itu bertajuk solidaritas pelajar Aceh untuk Jepang yang juga dihadiri Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, pejabat Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh serta alumni Jepang di Aceh.

Ridwan Mahmud juga mengatakan Indonesia dan Jepang merupakan negara yang sama-sama terletak pada kawasan "Ring of Fire" yang rentan terhadap bencana alam seperti gempa dan tsunami.

"Musibah bencana alam seolah seperti langganan bagi masyarakat Indonesia dan Jepang, tsunami Indonesia di Aceh akhir 2004 dan di Jepang 11 Maret 2011 menjadi sebuah pemicu yang merupakan berkah tersembunyi untuk penguatan upaya kesiapsiagaan yang lebih baik bagi masyarakat jepang dan Indonesia," kata Ridwan Mahmud.

Pada peringatan yang berlangsung hikmat itu pelajar juga melakukan hening cipta dan menyanyikan lagu Omoiyari No Uta.

Syafrida (13) seorang pelajar SMP Negeri 1 Pekan Bada yang menggunakan baju kimono mengharapkan korban bencana di Jepang agar tabah dan kembali bangkit pascabencana alam 11 Maret 2011 itu.

"Kami berdoa agar bencana tidak lagi menimbulkan korban jiwa, kami juga menyampaikan salam kepada teman-teman di negara Jepang," katanya. (T.KR-IRW/ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012