Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Kota Bengkulu siap menjadi penghasil jeruk kalamansi (Citrus microcarpa) yang dikembangkan dari lahan perkarangan masyarakat dan lahan tidur yang ada di pinggir kota di daerah itu.

"Pengembangan tanaman ini memang masih terpusat di Kota Bengkulu setelah diperkenalkan dari lembaga penelitian Baptis," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu, Arif Gunadi di Bengkulu, Senin.

Sejak dicanangkan pada 2010, saat ini puluhan hektare tanaman jeruk yang memiliki aroma khas dan kandungan vitamin C yang tinggi itu sudah mulai diproduksi.

Khusus lahan Pemerintah Kota Bengkulu telah ditanami seluas 7,5 hektare, milik Koperasi Kultura, satu-satunya koperasi yang sudah memproduksi minuman jeruk kalamansi seluas 4 hektare.

"Ada juga milik pribadi yang mencapai 20 hektare dan sudah mulai panen sehingga pembuatan produk turunan akan dikembangkan," katanya.

Belum lama ini kata dia, Pemkot Bengkulu juga telah membagikan 6.000 batang bibit jeruk kalamansi ke seluruh daerah itu secara cuma-cuma.

Sedangkan saat pencanangan pada 2010 telah dibagikan 1.000 bibit secara gratis kepada masyarakat, terutama untuk pemanfaatan lahan pekarangan.

Saat ini tanaman jeruk kalamansi yang dibagikan kepada warga Kelurahan Betungan telah berbuah dan bisa dijual dengan harga di pasaran sekitar Rp4.000 hingga Rp5.000 per kilogram.

Pemasaran jeruk kalamansi menurut dia masih terbatas untuk konsumsi lokal.

Selain dijadikan sirup, jeruk yang berbuah dengan cepat itu juga dimanfaatkan para pedagang mie pangsit, pedagang pecel lele dan pengusaha rumah makan dalam Kota Bengkulu.

Khusus untuk sirup sudah dijual seharga Rp75.000 per liter, atau Rp40.00 untuk 500 gram.

"Karena telah terbukti berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat, program pembagian bibit jeruk kalamansi diteruskan pada tahun ini," katanya.

Pengurus Koperasi Kultura Kalamansi, Chandra Kesuma mengatakan permintaan terhadap minuman itu terus meningkat.

"Memang pemasaran kami masih terbatas, tapi setiap hari, koperasi yang beranggotakan sembilan petani jeruk kalamansi terus mendapat pesanan," katanya.

Rata-rata produksi per hari kata dia sebanyak 600 botol yang dijual seharga Rp4.000 per botol.

Ia mengatakan untuk bahan baku tidak ada kendala sebab seluruh anggota koperasi juga sudah memiliki kebun jeruk sendiri.

"Kalau dari kebun anggota kosong, kami bisa beli dari luar, karena ada satu petani yang sudah memiliki lahan 20 hektare untuk kebun jeruk kalamansi," katanya.

Menurutnya, pengembangan pemasaran produk terus dikembangkan hingga ke luar daerah, meski koperasi terus melakukan inovasi terhadap produk mereka. (RNI)


Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012