Padang (ANTARA Bengkulu) - Kemasan rendang Sumatera Barat yang sudah dikenal hingga ke luar negeri segera dirancang dalam bentuk kaleng agar punya daya tarik dan tahan lama, sehingga konsumen semakin banyak memesan.
"Sekarang memang sudah ada rendang yang dikemas industri rumah tangga, tapi dalam bentuk kotak plastik maka ke depan perlu ada variasi baru," kata Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumbar, Nevi Irwan Prayitno di Padang, Jumat.
Menurut dia setelah adanya variasi baru kemasan rendang untuk pemasaran akan diletakkan di setiap bandar udara seluruh Indonesia, agar para tamu domestik maupun ke manca negara, misalnya ke Bali atau daerah lainnya tetapi tetap bisa mendapatkan kuliner rendang khas Sumbar.
"Upaya itu, sebagai ajang promosi bagi pemerintah provinsi dengan kalangan industri rumah tangga yang mengembangkan usaha kuliner rendang," ujar Nevi didampingi Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Sumbar.
Menurut dia pasar kuliner Sumbar bukan skala nasional lagi, tapi sudah menembus pasar internasional terutama rendang karena sudah terbukti kelezatannya.
Justru itu, peluang pasar yang ada harus dimanfaatkan dan suatu peluang untuk tumbuhnya industri rumah tangga mengembangkan kuliner khas daerah.
Apalagi, tambahnya, pada 9-12 Maret 2012 tim kuliner Sumbar berkesempatan menyajikan 17 jenis kuliner yang ditetapkan sebagai menu utama dalam Festival Kuliner Indonesia (Indonesian Culinary Festival).
Penetapan kuliner khas Sumbar sebagai menu utama itu, langsung dipandu Master Chef Indonesia William Wongso selaku pakar kuliner internasional.
Kuliner yang disajikan di antaranya, Rendang, Cumi Bakar, Gulai Kapau, Sate Padang, Ikan Bakar, Palai Rinuak Maninjau, Goreng Ikan Bilih Singkarak, Pangek Padeh Ikan, Soto, Rujak Saruik, dan Salada Padang, serta Kalio Udang dan lainnya.
Kegiatan yang bertemakan "Authentic West Culinary Cultur" di Grand Westin Hotel-Berlin, yang merupakan rangkaian perayaan peringatan 60 tahun hubungan Jerman-Indonesia.
Berkesempatan Sumbar mengikuti sebagai kehormatan untuk mempromosikan kuliner, terutama rendang kepada masyarakat dunia karena bisa sebagai strategi diplomasi.
Menurut dia, kuliner sebagai salah satu daya tarik pariwisata termasuk sub sektor ekonomi kreatif yang gencar-gencarnya dipromosikan Menteri Pariwisata dan Eknomomi Kreatif.
Iswarni dan Djasmi Zainuddin Mantik yang tergabung dalam tim kuliner Sumbar ke Berlin, menambahkan masyarakat Eropa mengkonsumsi rendang sama makan coklat saja.
Sebab, saat makan masyarakatnya lebih banyak kuliner dibandingkan dengan nasi, sehingga ketika dimasak 10 kg rendang selama empat jam, hanya dihabiskan dalam setengah jam saja.
"Kami selama mengikuti acara festival kuliner di Berlin, diberi kesempatan untuk menyiapkan beraneka ragam kuliner khas Sumbar, mulai dari bumbu mentahnya sampai matang," ujarnya.
Namun, tak menghadapi kendala yang berarti meskipun hanya dua orang yang melaksanakannya, karena sudah didukung peralatan dengan teknologi canggih dan tak manual lagi.
Bahkan, tambahnya, pada rangkai festival tersebut diberi kesempatan untuk mengajari atau pelatihan memasak kuliner khas Sumbar kepada perantau Indonesia di Jerman.
(KR-SA/Z003)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Sekarang memang sudah ada rendang yang dikemas industri rumah tangga, tapi dalam bentuk kotak plastik maka ke depan perlu ada variasi baru," kata Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumbar, Nevi Irwan Prayitno di Padang, Jumat.
Menurut dia setelah adanya variasi baru kemasan rendang untuk pemasaran akan diletakkan di setiap bandar udara seluruh Indonesia, agar para tamu domestik maupun ke manca negara, misalnya ke Bali atau daerah lainnya tetapi tetap bisa mendapatkan kuliner rendang khas Sumbar.
"Upaya itu, sebagai ajang promosi bagi pemerintah provinsi dengan kalangan industri rumah tangga yang mengembangkan usaha kuliner rendang," ujar Nevi didampingi Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Sumbar.
Menurut dia pasar kuliner Sumbar bukan skala nasional lagi, tapi sudah menembus pasar internasional terutama rendang karena sudah terbukti kelezatannya.
Justru itu, peluang pasar yang ada harus dimanfaatkan dan suatu peluang untuk tumbuhnya industri rumah tangga mengembangkan kuliner khas daerah.
Apalagi, tambahnya, pada 9-12 Maret 2012 tim kuliner Sumbar berkesempatan menyajikan 17 jenis kuliner yang ditetapkan sebagai menu utama dalam Festival Kuliner Indonesia (Indonesian Culinary Festival).
Penetapan kuliner khas Sumbar sebagai menu utama itu, langsung dipandu Master Chef Indonesia William Wongso selaku pakar kuliner internasional.
Kuliner yang disajikan di antaranya, Rendang, Cumi Bakar, Gulai Kapau, Sate Padang, Ikan Bakar, Palai Rinuak Maninjau, Goreng Ikan Bilih Singkarak, Pangek Padeh Ikan, Soto, Rujak Saruik, dan Salada Padang, serta Kalio Udang dan lainnya.
Kegiatan yang bertemakan "Authentic West Culinary Cultur" di Grand Westin Hotel-Berlin, yang merupakan rangkaian perayaan peringatan 60 tahun hubungan Jerman-Indonesia.
Berkesempatan Sumbar mengikuti sebagai kehormatan untuk mempromosikan kuliner, terutama rendang kepada masyarakat dunia karena bisa sebagai strategi diplomasi.
Menurut dia, kuliner sebagai salah satu daya tarik pariwisata termasuk sub sektor ekonomi kreatif yang gencar-gencarnya dipromosikan Menteri Pariwisata dan Eknomomi Kreatif.
Iswarni dan Djasmi Zainuddin Mantik yang tergabung dalam tim kuliner Sumbar ke Berlin, menambahkan masyarakat Eropa mengkonsumsi rendang sama makan coklat saja.
Sebab, saat makan masyarakatnya lebih banyak kuliner dibandingkan dengan nasi, sehingga ketika dimasak 10 kg rendang selama empat jam, hanya dihabiskan dalam setengah jam saja.
"Kami selama mengikuti acara festival kuliner di Berlin, diberi kesempatan untuk menyiapkan beraneka ragam kuliner khas Sumbar, mulai dari bumbu mentahnya sampai matang," ujarnya.
Namun, tak menghadapi kendala yang berarti meskipun hanya dua orang yang melaksanakannya, karena sudah didukung peralatan dengan teknologi canggih dan tak manual lagi.
Bahkan, tambahnya, pada rangkai festival tersebut diberi kesempatan untuk mengajari atau pelatihan memasak kuliner khas Sumbar kepada perantau Indonesia di Jerman.
(KR-SA/Z003)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012