Pekanbaru (Antara) - Organisasi lingkungan dunia "World Wide Fund for Nature/WWF" menggelar earth hour atau melakukan pemadaman lampu dan alat elektronik yang memakai tenaga energi listrik milik PLN selama satu jam di Pekanbaru, Sabtu (29/3) malam.
"Pemadaman dimulai pukul 20.30 sampai 21.30 WIB dan pelaksanaan earth hour 2014 didukung oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru," ujar Koordinator Earth Hour 2014 yang juga Humas WWF Riau, Syamsidar.
Dukungan pemko, lanjutnya, ditandai dengan keluarnya surat imbauan yang ditandatangani Wali Kota Pekanbaru Firdaus kepada instansi pemerintah, swasta, sekolah dan perguruan tinggi untuk ikut berpartisipasi melakukan dalam memadamkan lampu atau alat elektronik lainnya.
Kegiatan ini merupakan kali kedua dilakukan di "Kota Bertuah", julukan bagi Pekanbaru seperti kampanye earth hour dimulai pada 2013 yang diinisiasi oleh WWF Riau bersama mahasiswa, kemudian pecinta alam dan komunitas lainnya.
"Pada saat itu Pemko Pekanbaru turut mendukung dan pelaksanaan earth hour tahun 2013 menjadi penanda secara resmi terbentuknya komunitas earth hour Pekanbaru," katanya.
Syamsidar menyampaikan earth hour merupakan salah satu kampanye global organisasi konservasi terbesar di dunia yakni WWF dengan tujuan untuk mengajak para individu, komunitas, praktisi bisnis dan pemerintahan di seluruh dunia peduli terhadap perubahan iklim.
Lebih lanjut ia mengatakan, hingga tahun 2013 secara global sudah ada sekitar 135 negara yang telah berpartisipasi mensukseskan kampanye earth hour di dunia dengan melibatkan lebih dari 80 ibu kota negara.
"Indonesia sendiri tercatat sejak lima tahun yang lalu telah melaksanakan program ini dan pertama kali diadakan di Jakarta, kemudian disusul oleh kota-kota besar lain di Indonesia," ucapnya.
"Tercatat telah 37 kota berpartisipasi dalam kegiatan earth hour di Indonesia pada tahun 2014, termasuk salah satunya adalah Kota Pekanbaru," jelasnya.
Dina, seorang warga Pekanbaru yang ingin ikut berpartisipasi mengatakan dirinya ingin mengetahui seperti apa kegiatan earth hour tersebut dan dari segi ekonomi dinilainya bagus, mengingat perilaku pemborosan listrik masih terjadi.
"Tapi tentang konsekuensi dan pengaruh listrik ini terhadap alam, saya belum tahu betul. Makanya saya ingin tahu dengan menghadiri kegiatan yang berpusat di Lapangan Purna MTQ itu," katanya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
"Pemadaman dimulai pukul 20.30 sampai 21.30 WIB dan pelaksanaan earth hour 2014 didukung oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru," ujar Koordinator Earth Hour 2014 yang juga Humas WWF Riau, Syamsidar.
Dukungan pemko, lanjutnya, ditandai dengan keluarnya surat imbauan yang ditandatangani Wali Kota Pekanbaru Firdaus kepada instansi pemerintah, swasta, sekolah dan perguruan tinggi untuk ikut berpartisipasi melakukan dalam memadamkan lampu atau alat elektronik lainnya.
Kegiatan ini merupakan kali kedua dilakukan di "Kota Bertuah", julukan bagi Pekanbaru seperti kampanye earth hour dimulai pada 2013 yang diinisiasi oleh WWF Riau bersama mahasiswa, kemudian pecinta alam dan komunitas lainnya.
"Pada saat itu Pemko Pekanbaru turut mendukung dan pelaksanaan earth hour tahun 2013 menjadi penanda secara resmi terbentuknya komunitas earth hour Pekanbaru," katanya.
Syamsidar menyampaikan earth hour merupakan salah satu kampanye global organisasi konservasi terbesar di dunia yakni WWF dengan tujuan untuk mengajak para individu, komunitas, praktisi bisnis dan pemerintahan di seluruh dunia peduli terhadap perubahan iklim.
Lebih lanjut ia mengatakan, hingga tahun 2013 secara global sudah ada sekitar 135 negara yang telah berpartisipasi mensukseskan kampanye earth hour di dunia dengan melibatkan lebih dari 80 ibu kota negara.
"Indonesia sendiri tercatat sejak lima tahun yang lalu telah melaksanakan program ini dan pertama kali diadakan di Jakarta, kemudian disusul oleh kota-kota besar lain di Indonesia," ucapnya.
"Tercatat telah 37 kota berpartisipasi dalam kegiatan earth hour di Indonesia pada tahun 2014, termasuk salah satunya adalah Kota Pekanbaru," jelasnya.
Dina, seorang warga Pekanbaru yang ingin ikut berpartisipasi mengatakan dirinya ingin mengetahui seperti apa kegiatan earth hour tersebut dan dari segi ekonomi dinilainya bagus, mengingat perilaku pemborosan listrik masih terjadi.
"Tapi tentang konsekuensi dan pengaruh listrik ini terhadap alam, saya belum tahu betul. Makanya saya ingin tahu dengan menghadiri kegiatan yang berpusat di Lapangan Purna MTQ itu," katanya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014