Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu menyediakan 3.500 batang bibit jeruk kalamansi (citrus microcarpa) yang diprioritaskan untuk pemanfaatan pekarangan warga kota.
"Kami optimalkan untuk pemanfaatan pekarangan warga kota, sebanyak 3.500 batang bibit jeruk kalamansi akan dibagikan gratis," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu Arif Gunadi di Bengkulu, Minggu.
Ia mengatakan, pada 2011 telah dibagikan sebanyak 5.000 batang bibit jeruk kepada masyarakat dalam program yang sama.
Saat ini kata dia sebagian tanaman jeruk itu sudah menghasilkan, sebab umur berbuah cukup pendek, yakni delapan hingga sembilan bulan.
"Selain memanfaatkan pekarangan, program ini juga untuk peningkatan ekonomi keluarga di mana jeruk kalamansi sudah ditetapkan sebagai produk hortikultura andalan Kota Bengkulu," katanya.
Pengembangan usaha pascapanen jeruk, khususnya pembuatan sirup kalamansi, sudah mulai menjamur yang diusahakan industri rumah tangga.
Bahkan, koperasi di Kota Bengkulu, yakni Koperasi Kultura Kalamansi telah memfokuskan pengolahan jeruk kalamansi.
"Selain mudah mengembangkan tanaman ini, iklim Kota Bengkulu juga sangat sesuai, ditanam di dalam pot juga berbuah lebat," ujarnya.
Selain pemanfaatan pekarangan dan memenuhi kebutuhan rumah tangga, buah jeruk itu juga dapat dijual dengan harga yang cukup baik yakni Rp5.000 hingga Rp6.000 per kilogram.
Pengurus Koperasi Kultura Kalamansi Sorta Chandra mengatakan terdapat sembilan anggota kelompok yang seluruhnya memiliki lahan penanaman jeruk sendiri.
"Kami masih mengandalkan produk utama yaitu sirup kalamansi yang sudah mulai dikenal sebagai salah satu produk khas Kota Bengkulu," katanya.
Selain pembuatan sirup, anggota koperasi juga mulai mengembangkan produk turunan lain seperti selai jeruk, manisan hingga pembuatan sari atau ekstrak buah jeruk kalamansi.
Ia mengatakan, untuk selai dan manisan sudah berhasil dibuat, hanya produksi dalam jumlah banyak belum dilakukan.
Menurutn dia, produksi dalam jumlah banyak akan dilakukan jika promosi produk turunan itu sudah gencar dilakukan dan mulai diminati masyarakat.
"Dalam setiap pameran dan penjualan sirup kalamansi kami selalu kenalkan produk manisan dan selai," katanya.
Selain itu, produk olahan lain adalah minuman jeruk kalamansi segar yang dikemas dalam botol plastik kecil dan mulai diminati masyarakat.
Pesanan minuman jeruk kalamansi sudah mencapai 600 botol per hari dengan harga Rp4.000 per botol.
"Sedangkan sirup kalamansi ukuran satu liter dijual Rp75.000 dan 500 gram dijual Rp40.000," katanya.
(KR-RNI/E005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Kami optimalkan untuk pemanfaatan pekarangan warga kota, sebanyak 3.500 batang bibit jeruk kalamansi akan dibagikan gratis," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu Arif Gunadi di Bengkulu, Minggu.
Ia mengatakan, pada 2011 telah dibagikan sebanyak 5.000 batang bibit jeruk kepada masyarakat dalam program yang sama.
Saat ini kata dia sebagian tanaman jeruk itu sudah menghasilkan, sebab umur berbuah cukup pendek, yakni delapan hingga sembilan bulan.
"Selain memanfaatkan pekarangan, program ini juga untuk peningkatan ekonomi keluarga di mana jeruk kalamansi sudah ditetapkan sebagai produk hortikultura andalan Kota Bengkulu," katanya.
Pengembangan usaha pascapanen jeruk, khususnya pembuatan sirup kalamansi, sudah mulai menjamur yang diusahakan industri rumah tangga.
Bahkan, koperasi di Kota Bengkulu, yakni Koperasi Kultura Kalamansi telah memfokuskan pengolahan jeruk kalamansi.
"Selain mudah mengembangkan tanaman ini, iklim Kota Bengkulu juga sangat sesuai, ditanam di dalam pot juga berbuah lebat," ujarnya.
Selain pemanfaatan pekarangan dan memenuhi kebutuhan rumah tangga, buah jeruk itu juga dapat dijual dengan harga yang cukup baik yakni Rp5.000 hingga Rp6.000 per kilogram.
Pengurus Koperasi Kultura Kalamansi Sorta Chandra mengatakan terdapat sembilan anggota kelompok yang seluruhnya memiliki lahan penanaman jeruk sendiri.
"Kami masih mengandalkan produk utama yaitu sirup kalamansi yang sudah mulai dikenal sebagai salah satu produk khas Kota Bengkulu," katanya.
Selain pembuatan sirup, anggota koperasi juga mulai mengembangkan produk turunan lain seperti selai jeruk, manisan hingga pembuatan sari atau ekstrak buah jeruk kalamansi.
Ia mengatakan, untuk selai dan manisan sudah berhasil dibuat, hanya produksi dalam jumlah banyak belum dilakukan.
Menurutn dia, produksi dalam jumlah banyak akan dilakukan jika promosi produk turunan itu sudah gencar dilakukan dan mulai diminati masyarakat.
"Dalam setiap pameran dan penjualan sirup kalamansi kami selalu kenalkan produk manisan dan selai," katanya.
Selain itu, produk olahan lain adalah minuman jeruk kalamansi segar yang dikemas dalam botol plastik kecil dan mulai diminati masyarakat.
Pesanan minuman jeruk kalamansi sudah mencapai 600 botol per hari dengan harga Rp4.000 per botol.
"Sedangkan sirup kalamansi ukuran satu liter dijual Rp75.000 dan 500 gram dijual Rp40.000," katanya.
(KR-RNI/E005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012