Bengkulu (Antara) - Peternak ikan lele di Kota Bengkulu mengeluhkan harga jual ikan yang turun dari Rp16 ribu per kilogram menjadi Rp14 ribu per kilogram.

"Harga saat ini jatuh, karena harga produksi juga sudah Rp14 ribu per kilogram, sama dengan harga jual," kata Joni Irwan pembudidaya ikan lele di kota Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan rendahnya harga jual lele di tingkat peternak tidak terlepas dari program pemerintah yang memberikan bantuan pakan bagi peternak.

Penyerahan bantuan pakan ikan pada akhir tahun menurutnya membuat hasil panen ikan dijual dengan harga murah pada Maret dan April.

"Karena peternak yang mendapat bantuan pakan dari pemerintah dapat menurunkan harga karena ongkos produksi mereka rendah," ucapnya.

Irwan mengatakan bahwa dalam produksi budidaya ikan lele, sebesar 75 persen modal adalah untuk pembelian pakan.

Bila peternak mendapat bantuan pakan dari pemerintah, maka dengan harga jual Rp14 ribu per kilogram, peternak sudah untung.

"Sedangkan bagi peternak yang tidak mendapat bantuan pakan akan mengalami kerugian," ujarnya.

Ia mengharapkan, ke depan pemerintah mengganti bantuan pakan dengan sarana prasarana lainnya.

Meski pembudidaya ikan lele di Kota Bengkulu mulai mengembangkan model "Biolfoc", yang dapat menghemat pakan sekitar 30 persen namun harga pakan di Bengkulu masih tergolong tinggi.

Hal itu karena pakan yang digunakan peternak ikan lele didatangkan dari luar daerah, seperti Kota Lampung dan Jakarta.

"Karena sebagian besar pabrik pakan ikan masih dikuasai asing dengan bahan utama impor seperti kedelai dan tulang daging yang didatangkan dari Australia," katanya menerangkan.

Peternak ikan lele lainnya Iwan mengatakan terpaksa menghentikan produksi Maret dan April sebab harga jual tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan.

"Kami sengaja tidak membudidayakan pada Januari yang akan dipanen Maret karena harga biasanya turun seperti sekarang ini," katanya. (Antara)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014