Mukomuko (Antara) - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, akan mengadakan acara dialog agama guna meluruskan idiologi kelompok keluarga warga setempat yang diduga mengharamkan Pemilu.

"Kami akan kesana lagi dan mengajaknya dialog," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mukomuko, Daud Gauraf, saat ditanya upaya dari KPU agar kelompok itu menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Kepala Daerah tahun 2015, di Mukomuko, Selasa.

Sedikitnya 20 keluarga warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Teramang Jaya menganut paham Kilapatul muslimin yang diduga menganggap Pemilu itu haram.

Ia mengatakan, dari sebanyak puluhan keluarga warga yang mengharamkan Pemilu tersebut, satu keluarga diantaranya telah menggunakan hak pilihnya  saat Pemilu Presiden tahun 2014 di daerah itu.

Ia berharap, semua anggota kelompok warga tersebut dapat  menggunakan hak pilihnya saat Pemilu Kepala daerah tahun 2015.

Namun, kata dia, pihaknya tidak akan melakukan cara pemaksaan agar seluruh anggota kelompok itu  menggunakan hak pilihnya saat Pemilu Kepala Daerah, tetapi dengan pendekatan persuasif.

Terkait acara dialog dengan kelompok tersebut, kata dia, pihaknya akan melibatkan tokoh agama Islam dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.

Sebelumnya pun, kata dia, pihaknya telah melakukan pendekatan dan dihadiri oleh pemerintah setempat, tokoh Agama Islam setempat, dan MUI Provinsi Bengkulu.

Ia menerangkan, lembaga itu dan pemerintah setempat berkewajiban untuk meluruskan paham tersebut jangan sampai idiologi seperti mempengaruhi pihak lain apalagi pelajar.         

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Mukomuko Yanzuri Nawawi menyatakan sebagian anggota kelompok warga yang mengharamkan Pemilu di Desa Mekar Jaya sudah mulai mau berbaur dengan warga lain yang sebelumnya tidak satu paham dengan mereka.

"Satu dua keluarga dalam kelompok itu sekarang sudah mulai berbaur dengan warga lain," ujarnya.

Ia mengatakan, pemerintah setempat bersama tim pengawas aliran kepercayaan masyarakat (Pakem), dan tokoh agama telah melakukan pendekatan dengan kelompok tersebut  Safari Ramadhan di wilayah tersebut.

Menurut dia, setelah kendatangan tim  itu tanggapan dari kelompok itu cukup baik dengan adanya perubahan sikap sehingga mereka mulai mau berbaur dengan warga lain di desa itu.

"Informasi yang kami dapat dari camat sebagian anggota kelompok itu mulai berbaur," ujarnya lagi.

Ia berharap, bertahap semua anggota dari kelompok itu mau berbaur sehingga kedepan tidak ada lagi pemikiran mereka mengharamkan Pemilu.***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014