Mukomuko (Antara) - Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mendorong pihak swasta di daerah itu mendirikan lebih banyak usaha penggilingan padi untuk menampung gabah kering giling petani setempat.   

"Sudah banyak yang mendirikan 'Heler' atau penggilingan padi karena gabah kering giling (GKG) petani kita sekarang ini tidak lagi dijual keluar daerah," kata Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan (DP3K) Kabupaten Mukomuko, Edy Apriyanto, di Mukomuko, Kamis.

Menurut dia, gabah dari daerah itu tidak lagi dijual keluar daerah karena benih yang digunakan oleh petani sekarang ini jenis beras pulen, yakni  mikongga, ciherang, cigelis, inpari kurang diminati oleh pedagang pengumpul dari Provinsi Sumatera Barat.

Karena, kata dia, pangsa pasar benih yang menghasilkan beras pulen atau beras lembut ini bukan lah konsumsi warga di Provinsi Sumbar. Pembeli di sana lebih senang makan beras pera (tidak pulen).

"Kita bisa lihat di rumah makan Padang saja, nasi yang mereka makan itu kan jenis beras pera, jadi beras pulen kurang diminati di sana,"  ujarnya lagi.

Menurut dia, peluang ini justru menjadi kesempatan baik bagi daerah itu untuk memproduksi beras asli sendiri dengan rasa pulen dan dijual keluar tidak lagi dalam bentuk gabah tetapi sudah menjadi beras.

Untuk itu, kata dia, jumlah penggilingan padi yang perlu diperbanyak, dan swasta seperti di Kecamatan Lubuk Pinang sudah mulai banyak membuka usaha penggilingan padi.

Meskipun, diakuinya, kualitas beras dari penggilingan padi seperti heler itu tidak sebaik dan sebersih penggilingan padi dalam kapasitas besar, tetapi dari sisi rasa nasinya tetap sama.

"Memang warna bulir berasnya tidak seputih hasil penggilingan padi di pabrik tetapi rasa dan kualitas berasnya tidak kalah dengan beras yang menggunakan benih sejenis," ujarnya lagi.

Selain penggilingan padi yang perlu diperbanyak, menurut dia, di desa perlu adanya koperasi yang dapat membantu petani sawah memperoleh pinjaman modal dengan jaminan hasil panen padi.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014