Rejanglebong (Antara) - Kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, menilai kelangkaan pupuk bersubsidi di daerah itu akibat adanya kesalahan penyaluran.

"Kelangkaan pupuk bersubsidi yang sering terjadi di Kabupaten Rejanglebong ini harus dievaluasi karena hampir setiap tahun terjadi. Selain itu mekanisme penyalurannya dilapangan kami duga telah terjadi kesalahan sehingga pendistribusiannya tidak sampai kepada petani," kata anggota DPRD Kabupaten Rejanglebong dari Fraksi Partai Golkar Wahono di Rejanglebong, Jumat.

Adanya kelangkaan pupuk bersubsidi daerah tersebut kata dia, saat ini telah menjadi perhatian pihak DPRD Kabupaten Rejanglebong, karena selain berpotensi menimbulkan keresahan di kalangan petani juga akan berdampak penurunan produksi hasil pertanian di daerah itu.

Untuk itu pihak dewan setempat tambah dia, akan memanggil pihak dinas pertanian serta distributor pupuk bersubsidi yang ada di wilayah itu guna mengetahui penyebab terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi itu, mengingat pada pendistribusian pupuk serupa pada 2013 lalu dari jumlah kuota yang diterima malah tidak terserap 100 persen.

"Ini yang menjadi pertanyaan kami mengapa pada tahun 2013 lalu jumlah penyerapannya tidak sampai habis sehingga berpengaruh terhadap kuota yang diterima Kabupaten Rejanglebong tahun 2014. Untuk itu kita harus mengevaluasinya bersama sehingga permasalahan kelangkaan pupuk bersubsidi ini tidak lagi terjadi pada tahun-tahun selanjutnya," kata dia.

Sebelumnya kalangan petani di Kabupaten Rejanglebong mengeluhkan adanya kelangkaan pupuk urea bersubsidi di daerah itu yang terjadi sejak sebulan belakangan.

"Sudah dua minggu ini pupuk urea bersubsidi susah didapatkan, kami sudah keliling ke berbagai toko pupuk namun tidak ada yang menjualnnya. Kami juga sudah mendatangi beberapa kelompok tani namun hasilnya sama saja, malah jatah pupuk bersubsidi oleh kelompok tani mereka sudah hampir sebulan ini belum tiba," ujar Miskur (55) salah seorang petani di Kelurahan Air Bang Kecamatan Curup Tengah.

Akibat sulitnya mendapatkan pupuk urea bersubsidi itu membuat tanaman jagung miliknya yang berusia satu bulan belum bisa di pupuk, sedangkan untuk membeli pupuk non subsidi dirinya tidak memiliki uang. Harga pupuk urea non subsidi mencapai Rp225.000 per zak sebaliknya harga pupuk urea bersubsidi di toko pupuk berkisar Rp90.000-95.000 per zak. ***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014