Mukomuko, (Antara) - Seorang pengoleksi benda antik dan bersejarah di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, berharap pemerintah setempat membangun musium mini untuk menyimpan dan mengamankan benda benda koleksinya.
"Saya itu punya banyak koleksi benda antik dan bersejarah dari daerah ini. Tapi sejak rumah saya kebakaran, benda antik dan bersejarah itu banyak yang rusak dan hilang," kata warga Kelurahan Koto Jaya, Junaidi, di Mukomuko, Minggu.
Junaidi menuturkan rumah di Kelurahan Koto Jaya terbakar tanggal 4 Agustus 2014. Di dalam rumahnya itu dibuatnya musium yang tersimpan benda antik dan bersejarah.
Ia menuturkan benda bersejarah seperti gelas dan piring dari berbagai negara seperti Belanda, Taiwan, Cina, Amerika Serikat, dan jepang yang telah berusia puluhan hingga ratusan tahun itu, banyak yang pecah setelah peristiwa kebakaran itu.
Namun, menurutnya, sisa sisa pecahan itu masih bisa dikumpulkan karena tulisan Holand pada piring dari Belanda masih bisa dibaca.
Untuk itu, ia berharap, pemerintah membangun musium agar sisa benda benda antik dan bersejarah pada zaman penjajahan dahulu bisa disimpan dan diamankan.
"Benda ini bisa menjadi saksi sejarah dan kedepannya dapat dilihat oleh anak cucu kita," ujarnya.
Selain berbagai piring dan gelas buatan negara luar, sebutnya, dia juga sebelumnya menyimpan benda antik, namun benda itu hilang setelah rumahnya terbakar.
Benda benda antik tersebut, sebutnya, yakni "lesung" dan "alu" yang berfungsi untuk menghancurkan daun sirih.
"Usia benda ini sudah lama sekali dan bahannya tersebut dari kuningan," ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, cerek atau teko aladin dari bahan kuningan, keris tujuh dengan sarungnya yang bertuliskan hurup Arab, Raja Kitab yang berisikan tiga kitab suci yakni Zabur, Injil, dan Alquran, dua sabuk bertuliskan tinta emas.
Menurutnya, benda-benda antik tersebut berasal dari kerajaan lama daerah itu yang ditemukannnya di sekitar objek wisata pantai Batu Badoro.
Lebih lanjut, ia minta, pemerintah mengulurkan tangan bisa membantu gedung musium Pantai Batu Badoro. Karena keberadaan musium ini nantinya dapat mengharumkan Kabupaten Mukomuko. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
"Saya itu punya banyak koleksi benda antik dan bersejarah dari daerah ini. Tapi sejak rumah saya kebakaran, benda antik dan bersejarah itu banyak yang rusak dan hilang," kata warga Kelurahan Koto Jaya, Junaidi, di Mukomuko, Minggu.
Junaidi menuturkan rumah di Kelurahan Koto Jaya terbakar tanggal 4 Agustus 2014. Di dalam rumahnya itu dibuatnya musium yang tersimpan benda antik dan bersejarah.
Ia menuturkan benda bersejarah seperti gelas dan piring dari berbagai negara seperti Belanda, Taiwan, Cina, Amerika Serikat, dan jepang yang telah berusia puluhan hingga ratusan tahun itu, banyak yang pecah setelah peristiwa kebakaran itu.
Namun, menurutnya, sisa sisa pecahan itu masih bisa dikumpulkan karena tulisan Holand pada piring dari Belanda masih bisa dibaca.
Untuk itu, ia berharap, pemerintah membangun musium agar sisa benda benda antik dan bersejarah pada zaman penjajahan dahulu bisa disimpan dan diamankan.
"Benda ini bisa menjadi saksi sejarah dan kedepannya dapat dilihat oleh anak cucu kita," ujarnya.
Selain berbagai piring dan gelas buatan negara luar, sebutnya, dia juga sebelumnya menyimpan benda antik, namun benda itu hilang setelah rumahnya terbakar.
Benda benda antik tersebut, sebutnya, yakni "lesung" dan "alu" yang berfungsi untuk menghancurkan daun sirih.
"Usia benda ini sudah lama sekali dan bahannya tersebut dari kuningan," ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, cerek atau teko aladin dari bahan kuningan, keris tujuh dengan sarungnya yang bertuliskan hurup Arab, Raja Kitab yang berisikan tiga kitab suci yakni Zabur, Injil, dan Alquran, dua sabuk bertuliskan tinta emas.
Menurutnya, benda-benda antik tersebut berasal dari kerajaan lama daerah itu yang ditemukannnya di sekitar objek wisata pantai Batu Badoro.
Lebih lanjut, ia minta, pemerintah mengulurkan tangan bisa membantu gedung musium Pantai Batu Badoro. Karena keberadaan musium ini nantinya dapat mengharumkan Kabupaten Mukomuko. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014