Bengkulu (Antara) - Gubernur Provinsi Bengkulu Junaidi Hamsyah pertanyakan keseriusan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dalam mengelola dan mengembangkan Pelabuhan Pulau Baai.

"Saya tidak suka ekspos-ekspos bohong, yang terpenting realisasi dan bukti dari perbaikan pelabuhan Pulau Baai. Kalau sekadar ekspos, itu namanya dongeng," kata dia, setelah upacara Hari Perhubungan Nasional, di halaman Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, Rabu.

Karena keterbatasan pelabuhan, gubernur mengatakan daerahnya menjadi salah satu provinsi tertinggal, karena sampai saat ini sektor distribusi masih banyak memanfaatkan jalur darat.

"Kita punya produk utama untuk diekspor, seperti karet, sawit, batu bara, jahe, kopi dan lainnya, namun pelabuhan ini tidak memadai untuk melakukan proses mengekspor impor," kata dia.

Seperti hasil alam dari Curup, Kabupaten Rejang Lebong, yang menghasilkan tanaman jahe membutuhkan waktu tiga bulan untuk proses ekspor melalui Pelabuhan Pulau Baai menuju negara tujuan seperti Jepang.

"Karena lamanya waktu yang dibutuhkan, akhirnya pengusaha di bidang itu mengekspor melalui Palembang, Sumatera Selatan, lewat sana hanya membutuhkan waktu 20 hari, jadi apa yang didapat Bengkulu kalau hasil alam daerah ini diekspor melalui provinsi lain. Apa yang bisa dibuat Pelindo, kalau 'railway' Bengkulu--Muara Enim (Sumatera Selatan) terealisasi, 'good bye. Pelindo" kata gubernur dengan tegas.

Dirinya menyatakan siap membantu Pelindo secara maksimal dalam membangun pelabuhan di provinsi itu, sehingga akses dari dan ke Bengkulu melalui perairan lebih leluasa.

"Saya harapkan pembangunan Pelabuhan Pulau Baai ini segera terealisasi, saya tidak malu kalau diajak (Pelindo) ekspos ke kementerian atau kemanapun, ayo," ucapnya.

Sementara itu, General Manager PT Pelindo Bengkulu, Nur Hikmat mengatakan pihaknya serius terkait pengelolaan pelabuhan tersebut.

"Tidak mungkin Pelindo main-main. Kami mengeruk dan merawat alur pelabuhan, untuk terminal curah cair sedang dalam proses. Kkalau berbicara malu. Saya malu sama pak gubernur, karena belum ada bukti realisasi, tetapi ini sedang berproses. Manajemen tidak mau konsultan lokal, namun menggunakan konsultan asing. Insya Allah akan segera kami bangun," ujarnya.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014