Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu saat ini tengah menyosialisasikan pencegahan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di wilayah itu.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong Rephi Meido Satria melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Heri Wartono di Rejang Lebong, Senin, mengatakan kasus penyebaran DBD di Kabupaten Rejang Lebong sepanjang 2022 lalu mencapai 76 dengan korban meninggal dunia satu orang.
"Kita sudah melakukan sosialisasi kepada 21 puskesmas di Rejang Lebong untuk melakukan antisipasi penyebarannya di wilayah kerja masing-masing, mengingat saat ini merupakan peralihan musim dan biasanya terjadi peningkatan kasus," kata dia.
Dia menjelaskan upaya yang dapat dilakukan masyarakat ialah dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk atau PSM dengan melakukan gotong royong membersihkan saluran pembuangan air, kemudian menjaga kebersihan lingkungan.
Kalangan masyarakat Rejang Lebong juga diminta melakukan gerakan 3M plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas, yang nantinya bisa menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk, serta menaburkan bubuk abate.
Pada kegiatan sosialisasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Rejang Lebong selain melibatkan petugas dinas kesehatan, puskesmas juga para kader juru pemantau jentik (jumantik) yang sudah dibentuk pada tingkat desa/kelurahan tersebar dalam 156 desa dan kelurahan.
"Kami meminimalisir pelaksanaan fogging atau pengasapan, karena dampak dari fogging bisa membahayakan kesehatan akibat racunnya, kecuali dalam satu area sudah ada 10 kasus baru kita lakukan fogging," terangnya.
Sementara itu untuk perkembangan kasus penyebaran DBD di Kabupaten Rejang Lebong terhitung Januari hingga akhir Februari 2023 lalu sudah ada 16 kasus, umumnya penderita ini merupakan warga yang berdiam di wilayah perkotaan.
"Dari 16 kasus ini setelah dilakukan pemeriksaan klinis diketahui sembilan orang positif dan 7 tujuh orang lainnya susfect," kata Heri Wartono.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong Rephi Meido Satria melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Heri Wartono di Rejang Lebong, Senin, mengatakan kasus penyebaran DBD di Kabupaten Rejang Lebong sepanjang 2022 lalu mencapai 76 dengan korban meninggal dunia satu orang.
"Kita sudah melakukan sosialisasi kepada 21 puskesmas di Rejang Lebong untuk melakukan antisipasi penyebarannya di wilayah kerja masing-masing, mengingat saat ini merupakan peralihan musim dan biasanya terjadi peningkatan kasus," kata dia.
Dia menjelaskan upaya yang dapat dilakukan masyarakat ialah dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk atau PSM dengan melakukan gotong royong membersihkan saluran pembuangan air, kemudian menjaga kebersihan lingkungan.
Kalangan masyarakat Rejang Lebong juga diminta melakukan gerakan 3M plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas, yang nantinya bisa menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk, serta menaburkan bubuk abate.
Pada kegiatan sosialisasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Rejang Lebong selain melibatkan petugas dinas kesehatan, puskesmas juga para kader juru pemantau jentik (jumantik) yang sudah dibentuk pada tingkat desa/kelurahan tersebar dalam 156 desa dan kelurahan.
"Kami meminimalisir pelaksanaan fogging atau pengasapan, karena dampak dari fogging bisa membahayakan kesehatan akibat racunnya, kecuali dalam satu area sudah ada 10 kasus baru kita lakukan fogging," terangnya.
Sementara itu untuk perkembangan kasus penyebaran DBD di Kabupaten Rejang Lebong terhitung Januari hingga akhir Februari 2023 lalu sudah ada 16 kasus, umumnya penderita ini merupakan warga yang berdiam di wilayah perkotaan.
"Dari 16 kasus ini setelah dilakukan pemeriksaan klinis diketahui sembilan orang positif dan 7 tujuh orang lainnya susfect," kata Heri Wartono.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023