Bengkulu, (Antara) - Gabungan mahasiswa di Provinsi Bengkulu menggelar aksi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak, Rabu (19/11), dan mempertanyakan "buku putih" PDIP.

"Mana buku putih PDIP yang pernah ditawarkan pada saat penolakan kenaikan BBM waktu pemerintahan sebelumnya saat mau menaikkan harga," kata Koordinator aksi, Carminanda di Bengkulu, Rabu.

Menurut dia, PDIP pernah menawarkan solusi kepada pemerintahan yang dipimpin Presiden SBY untuk tidak menaikkan BBM, dan seluruh solusi itu dimuat dalam buku putih yang diterbitkan parpol tersebut.

"Kita masih ingat pada sidang di DPR RI, PDIP menolak dengan tegas kenaikan harga BBM, bahkan sampai `walk out`, dan pada paripurna itu juga mereka sempat membagikan solusi buku putih, argumentasi penolakan perjuangan terhadap kenaikan BBM," kata dia.

Carminanda mempertanyakan status dan konsistensi parpol tersebut membela kepentingan rakyat, setelah tidak lagi menjadi partai oposisi.

"Yang sangat kami sesalkan, ketika partai ini menjadi berkuasa, kenapa solusi yang sudah disusun sekian lama ini tidak dipergunakan," katanya.

Pada demonstrasi yang digelar di depan sekretariat, DPRD Provinsi Bengkulu, sejumlah mahasiswa yang menggelar aksi tidak mendapatkan keterangan dari anggota legislatif, politisi dari PDIP.

"Anggota dewan dari PDIP tidak ada di sini, kami juga tidak bisa menjawab itu," Kata Wakil Ketua II DPRD Provinsi Bengkulu Suharto yang menemui mahasiswa.

Politisi dari parpol Gerindra itu, meyakinkan mahasiswa, bahwa pihaknya juga akan berjuang menanyakan ke pemerintahan pusat terkait kenaikan harga BBM yang mulai diberlakukan pada 18/11.

"Secara pribadi dan fraksi, saya juga menyatakan menolak kenaikan BBM, tetapi secara lembaga legislatif ini harus ada kesepakatan dari seluruh anggota DPRD, dan kami akan upayakan menanyakan ke pusat seperti apa kenaikan BBM ini apakah memang harus dinaikkan atau tidak," ujarnya.

*

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014