Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menekankan pada perangkat RT/RW agar jangan ada nama "pesanan atau titipan" dalam program pendataan registrasi sosial ekonomi.
 
"Jangan ada lagi 'nama pesanan atau titipan' (dalam mengategorikan status kesejahteraan sosial masyarakat). Potret kondisi masyarakat harus benar-benar sesuai dengan keadaan riil," kata Rohidin Mersyah saat berbicara dengan perangkat RT/RW di Kelurahan Dusun Besar, Kota Bengkulu, Bengkulu, Jumat.
 
Menurut Rohidin Mersyah tidak ada lagi warga yang tidak terdata dalam Regsosek yang digelar BPS karena program tersebut telah melibatkan semua unsur di daerah seperti, kelurahan, RT, RW, unsur masyarakat, bahkan Babinsa dan Bhabinkantibmas.
 
"Juga tidak ada lagi masyarakat yang terdata tidak sesuai dengan kelas-kelasnya, klas 1, 2, 3 atau 4," kata dia lagi
 
Pengategorian masyarakat dalam pendataan Regsosek kata dia yakni, kelas 1 untuk masyarakat yang didata kondisi ekonominya sangat miskin, kelas 2 miskin, kelas 3 rentan miskin dan kelas 4 tidak miskin.
 
Dengan keakuratan data yang dikerjakan secara bersama-sama dengan seluruh unsur di daerah itu menurut dia tentunya akan menghasilkan data sebenarnya sesuai kondisi sosial masyarakat. Hal itu tentu bermanfaat sebagai acuan untuk berbagai program tepat sasaran pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 
Oleh karena itu, Rohidin mengingatkan pentingnya keakuratan dan kemurnian data, karena dampak yang ditimbulkan akan sangat besar dikemudian hari jika data tidak terpotret secara benar.
 
"Ke depan ada tanggung jawab moral semua pihak atas data ini. Kalau masih tidak sesuai dengan fakta, maka yang kena adalah kita (semua unsur yang terlibat dalam menyusun Regsosek). Maka, saat menyusun data, kalau RT/RW ragu masyarakat masuk kelas mana, bisa tanya Babinsa, Bhabinkantibmas, dan tokoh masyarakat lain untuk memastikannya," ujarnya.

Update Berita Antara Bengkulu di Google News

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023