Bengkulu (Antara) - Petambak yang membudidayakan ikan dan kepiting dengan membabat hutan mangrove didesak agar mengembangkan sistem silvofishery untuk merehabilitasi kerusakan hutan mangrove di wilayah tersebut.
"Kami mendesak pembudidaya ikan dan kepiting agar kembali merehabilitasi hutan mangrove dengan sistem silvofishery," kata Koordinator Komunitas Mangrove Bengkulu, Ricky Rahmansyah di Bengkulu, Rabu.
Silvofishery adalah sistem pertambakan teknologi tradisional yang menggabungkan antara usaha perikanan dengan penanaman mangrove, yang diikuti konsep pengenalan sistem pengelolaan dengan meminimalkan dampak terhadap lingkungan.
Hasil investigasi Komunitas Mangrove Bengkulu, areal seluas 170 hektare yang mencakup wilayah Kota Bengkulu dan Seluma itu berstatus area peruntukan lain.
"Tapi peran ekosistem mangrove untuk sabuk pengaman wilayah pesisir sangat penting untuk diselamatkan," tambah dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015