Bengkulu (Antara) - Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mengimbau para perajin batu akik di daerah itu untuk menggunakan alat pelindung saat memotong dan mengasah batu akik.

"Butiran halus batu bekas pengasahan itu seperti debu lainnya berbahaya untuk kesehatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Amin Kurnia di Bengkulu, Senin.

Karena itu, Dinas Kesehatan menurutnya sudah membuat imbauan kepada para perajin agar menggunakan pelindung dan menjaga lingkungan sekitar.

Imbauan itu sudah disampaikan kepada masyarakat terutama perajin batu akik melalui media massa lokal.

Ada empat imbauan yang disampaikan Dinas Kesehatan kepada para perajin batu akik yakni pertama agar para perajin menggunakan alat pelindung diri berupa masker, kacamata dan alat penutup telinga saat memotong dan mengasah batu akik.

Para perajin kata dia juga diimbau tidak merokok atau makan/minum saat memotong atau mengasah batu akik.

"Karena kalau mengasah sambil merokok, debu dari batu itu bisa masuk ke dalam tubuh," ujar dia.

Berikutnya, perajin juga diminta menutup makanan dan minuman yang ada di sekitar lokasi pengasahan batu akik sehingga tidak terkena debu.

Para perajin juga diminta mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah bekerja atau sebelum makan dan minum.

"Kami mengimbau perajin batu akik agar memperhatikan kebersihan dan kesehatan, jangan sampai banyaknya orderan mengabaikan standar kesehatan," ucapnya.

Sebelumnya salah seorang pengurus Asosiasi Batu Mulia Bengkulu Hernanda Astri mengatakan saat ini diperkirakan ada 1.000 orang perajin batu akik di dalam wilayah Kota Bengkulu.

"Belum termasuk para perajin yang ada di sembilan kabupaten, terutama sentra bahan baku batu akik seperti Kabupaten Bengkulu Utara dan Kaur," kata dia.

Ia mengatakan para perajin harus menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan sehingga usaha tersebut tidak menjadi sumber masalah baru di masyarakat.***4***

Pewarta: Oleh Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015