Wakil Wali (Wawali) Kota Bengkulu Dedy Wahyudi mengimbau masyarakat untuk waspada dan menjaga kesehatan diri di tengah cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah tersebut sejak beberapa hari terakhir.
 
"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Bengkulu untuk menjaga kesehatan diri mengingat terjadi perubahan suhu udara pada malam hari yang cukup signifikan," katanya di Kota Bengkulu, Senin.
 
Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah khususnya pada malam hari serta nelayan untuk waspada terhadap cuaca ekstrem angin kencang di wilayah Bengkulu yang mencapai 20 knots.

Baca juga: Polda Bengkulu tangkap tersangka pembuat ekstasi rumahan
 
Selain waspada angin kencang, nelayan juga diimbau waspada terhadap gelombang dengan ketinggian mencapai empat meter yang terjadi di sekitar perairan laut Bengkulu.
 
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu menyebutkan, terjadinya perubahan suhu pada malam hari disebabkan karena adanya radiasi panas yang terjadi selama siang hari.
 
Kemudian akan kembali dipancarkan ke atmosfer pada saat matahari terbenam, melalui radiasi tersebut menyebabkan pendinginan dan suhu udara mulai turun.
 
"Perubahan suhu di malam hari disebabkan karena beberapa faktor salah satunya karena adanya radiasi panas yang terjadi selama siang hari," jelas Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu, Anang Anwar.

Baca juga: Kejati Bengkulu tolak penangguhan penahanan tersangka korupsi
 
Ia menjelaskan, selama terjadinya penurunan suhu udara di malam hari menyebabkan udara yang kontak langsung dengan tanah mendingin sehingga udara di permukaan ikut lebih dingin.
 
Sebab, pada musim kemarau, kurangnya kelembapan dan penguapan air karena tanah yang kering, dengan kurangnya penguapan dapat mengakibatkan udara tidak mengandung uap air sehingga suhu bisa turun lebih cepat.
 
Pada musim kemarau, terang Anang, biasanya terjadi penurunan curah hujan, kurangnya hujan mengakibatkan air di permukaan tanah, sungai dan danau berkurang.
 
Akibatnya, penguapan air dari permukaan juga berkurang menyebabkan kelembapan udara akan menurun.
 
"Serta adanya angin muson timur juga mempengaruhi terbentuknya udara kering saat kemarau. Sebab, angin ini membawa udara yang kering dari lautan ke daratan, mengurangi kelembaban udara di sepanjang perjalanannya," demikian Anang Anwar.

 

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023