Bengkulu (Antara) - Pengamat sosial politik dan akademisi Universitas Bengkulu, Drs Lamhir Syam Sinaga MSi menilai, masyarakat Provinsi Bengkulu belum siap menghasilkan pilihan pemimpin daerah yang berkualitas pada pemilihan kepala daerah 2015.

"Belum siap, karena pemilih masih bersifat emosional, bukan memilih karena kualitas, belum siap memilih secara cerdas," kata dia, di Bengkulu, Minggu.

Menurutnya, masyarakat yang memilih secara emosional disebabkan kurang adanya pendidikan politik, sehingga pemilih masih mempertahankan pilihan dalam bentuk primordialisme.

"Tidak ada terobosan dan program dari pemerintah untuk membangun masyarakat yang cerdas berpolitik, begitu juga dari partai politik," kata dia lagi.

Selama ini, menurutnya, pemerintah daerah terkesan menyerahkan pendidikan politik kepada parpol yang dianggap memiliki kepentingan pada pemilu.

"Tapi parpol pun salah kaprah, sungguh sesuatu yang berbeda pendidikan bagi kader dengan pendidikan untuk masyarakat. Mereka menganggap dengan telah memberikan pendidikan untuk kader telah mewakili pendidikan untuk masyarakat," katanya pula.

Lamhir menyayangkan pemerintah daerah terkesan lepas tangan terhadap pendidikan politik bagi masyarakat tersebut, sedangkan untuk menciptakan kemakmuran seharusnya berawal dari pemilihan pimpinan daerah.

"Pembangunan daerah berawal dari pemimpin yang berkualitas, tetapi kalau dipilih karena kekerabatan, itu belum tentu mendapatkan pemimpin yang berkualitas," ujarnya.

Menurut dia, pemilihan kepala daerah setempat rencananya akan digelar pada Desember 2015, sehingga masih cukup waktu untuk memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.

"Terhitung masih ada waktu lima bulan ke depan, pemerintah daerah masih bisa memberikan pencerahan bagi masyarakat. Kita berharap Bengkulu ini dipimpin oleh gubernur yang berkompeten, sehingga kita tidak menjadi daerah 'timur' yang berada di bagian barat Indonesia," ujarnya pula.***2***

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015