Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan ancaman risiko terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia semakin mengalami penurunan setiap tahun.
“Kondisi ancaman risiko karhutla saat ini jauh menurun dari tahun sebelumnya,” kata Direktur Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) KLHK Rasio Ridho Sani dalam FGD Ombudsman RI di Jakarta, Kamis.
Rasio menuturkan ancaman karhutla yang banyak terjadi di Sumatera dan Kalimantan semakin turun karena adanya pengawasan yang ketat dari pemerintah.
Ia menjelaskan ketika karhutla paling hebat terjadi pada 2014 sampai 2015, pemerintah saat itu langsung mengambil kebijakan dan tindakan tegas untuk menanganinya.
“Dulu pada waktu seperti ini orang akan khawatir untuk terbang karena banyak pesawat yang ditunda. Kita juga dapat protes dari Singapura karena karhutla,” ujar Rasio.
Tindakan tegas tersebut di antaranya adalah adanya tim yang senantiasa memonitor hotspot atau titik panas yang berpotensi menimbulkan karhutla melalui satelit yang dimiliki.
Apabila terindikasi adanya hotspot maka tim dari KLHK langsung mengirim surat peringatan kepada perusahaan-perusahaan pemegang konsesi yang dilokasi mereka terdapat hotspot.
“Sampai hari ini mungkin 140 sampai 150 (surat peringatan) yang sudah kita kirim dalam waktu sekarang ini,” katanya.
Tim dari KLHK juga terus memantau hotspot tersebut yang apabila kondisinya semakin parah dan tidak ditindaklanjuti oleh konsesi maka akan dilakukan penyegelan terhadap konsesi tersebut.
“Sekarang kurang lebih sudah 15 (konsesi) yang sudah kita segel,” ujar Rasio.
Upaya KLHK tersebut akhirnya menurunkan potensi terjadinya karhutla yakni mulai mereda pada 2016 sampai 2018, namun sempat mengalami sedikit peningkatan pada 2019 dan kembali menurun pada 2020 hingga sekarang.
Rasio pun memastikan KLHK akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk TNI, Polri, pemerintah daerah dan pemadam kebakaran untuk menekan tingkat karhutla di Indonesia.
“Mudah-mudahan dalam 2023 ini kita harapkan kondisinya tidak lebih buruk dari tahun sebelumnya walaupun masih ada karhutla, namun ini bisa cepat kita tangani,” katanya.*
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
“Kondisi ancaman risiko karhutla saat ini jauh menurun dari tahun sebelumnya,” kata Direktur Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) KLHK Rasio Ridho Sani dalam FGD Ombudsman RI di Jakarta, Kamis.
Rasio menuturkan ancaman karhutla yang banyak terjadi di Sumatera dan Kalimantan semakin turun karena adanya pengawasan yang ketat dari pemerintah.
Ia menjelaskan ketika karhutla paling hebat terjadi pada 2014 sampai 2015, pemerintah saat itu langsung mengambil kebijakan dan tindakan tegas untuk menanganinya.
“Dulu pada waktu seperti ini orang akan khawatir untuk terbang karena banyak pesawat yang ditunda. Kita juga dapat protes dari Singapura karena karhutla,” ujar Rasio.
Tindakan tegas tersebut di antaranya adalah adanya tim yang senantiasa memonitor hotspot atau titik panas yang berpotensi menimbulkan karhutla melalui satelit yang dimiliki.
Apabila terindikasi adanya hotspot maka tim dari KLHK langsung mengirim surat peringatan kepada perusahaan-perusahaan pemegang konsesi yang dilokasi mereka terdapat hotspot.
“Sampai hari ini mungkin 140 sampai 150 (surat peringatan) yang sudah kita kirim dalam waktu sekarang ini,” katanya.
Tim dari KLHK juga terus memantau hotspot tersebut yang apabila kondisinya semakin parah dan tidak ditindaklanjuti oleh konsesi maka akan dilakukan penyegelan terhadap konsesi tersebut.
“Sekarang kurang lebih sudah 15 (konsesi) yang sudah kita segel,” ujar Rasio.
Upaya KLHK tersebut akhirnya menurunkan potensi terjadinya karhutla yakni mulai mereda pada 2016 sampai 2018, namun sempat mengalami sedikit peningkatan pada 2019 dan kembali menurun pada 2020 hingga sekarang.
Rasio pun memastikan KLHK akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk TNI, Polri, pemerintah daerah dan pemadam kebakaran untuk menekan tingkat karhutla di Indonesia.
“Mudah-mudahan dalam 2023 ini kita harapkan kondisinya tidak lebih buruk dari tahun sebelumnya walaupun masih ada karhutla, namun ini bisa cepat kita tangani,” katanya.*
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023