Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Warga Desa Talang Ulu, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong, Bengkulu, meminta pemerintah membangun bronjong pengaman sungai di daerah itu, karena puluhan rumah warga di bantaran Sungai Air Aman terancam ambles akibat abrasi.
"Sudah seminggu sejak sungai meluap dan menghanyutkan satu rumah warga tapi sampai sekarang belum ada penangganan dari dinas terkait, kami khawatir rumah kami yang berikutnya hanyut," kata Abdul Hamid, salah seorang warga yang bermukim di bantaran Sungai Air Aman, Jumat.
Ia mengatakan warga sudah bergotong royong membuat tanggul penahan abrasi namun hingga hari kelima, ketinggian penahan dari batu itu baru mencapai satu meter.
Sementara jika hujan turun maka arus sungai sangat besar dan ketinggian air lebih dari tanggul yang dibuat warga itu sehingga upaya tersebut akan sia-sia.
"Kami butuh bantuan alat berat dan pembuatan bronjong atau pengaman tebing sungai karena sekarang masih musim penghujan, rumah kami terancam ambles," tambahnya.
Luapan Sungai Air Aman pada Minggu (22/4) telah mengakibatkan rumah warga di bantaran sungai itu hanyut.
Satu rumah warga Desa Talangulu milik Nahrul Mahdi (45) hilang terbawa arus sungai dan mengakibatkan dapur tiga tetangganya ikut hanyut.
Selain itu, enam rumah lainnya di bantaran sungai itu terancam ambruk sebab pondasi rumah sudah terkikis akibat derasnya arus sungai.
"Satu bangunan usaha penggilingan padi juga hanyut," kata Supintri Yohar, warga setempat.
Masyarakat, kata dia, masih was-was sebab setiap hujan deras air sungai akan meluap dan mengancam pemukiman mereka.
"Kami minta pemerintah segera mengerahkan alat berat untuk mempertahankan rumah warga. Bukannya warga tidak membutuhkan bantuan makanan tapi pembangunan pengaman sungai lebih penting," katanya.(rni)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Sudah seminggu sejak sungai meluap dan menghanyutkan satu rumah warga tapi sampai sekarang belum ada penangganan dari dinas terkait, kami khawatir rumah kami yang berikutnya hanyut," kata Abdul Hamid, salah seorang warga yang bermukim di bantaran Sungai Air Aman, Jumat.
Ia mengatakan warga sudah bergotong royong membuat tanggul penahan abrasi namun hingga hari kelima, ketinggian penahan dari batu itu baru mencapai satu meter.
Sementara jika hujan turun maka arus sungai sangat besar dan ketinggian air lebih dari tanggul yang dibuat warga itu sehingga upaya tersebut akan sia-sia.
"Kami butuh bantuan alat berat dan pembuatan bronjong atau pengaman tebing sungai karena sekarang masih musim penghujan, rumah kami terancam ambles," tambahnya.
Luapan Sungai Air Aman pada Minggu (22/4) telah mengakibatkan rumah warga di bantaran sungai itu hanyut.
Satu rumah warga Desa Talangulu milik Nahrul Mahdi (45) hilang terbawa arus sungai dan mengakibatkan dapur tiga tetangganya ikut hanyut.
Selain itu, enam rumah lainnya di bantaran sungai itu terancam ambruk sebab pondasi rumah sudah terkikis akibat derasnya arus sungai.
"Satu bangunan usaha penggilingan padi juga hanyut," kata Supintri Yohar, warga setempat.
Masyarakat, kata dia, masih was-was sebab setiap hujan deras air sungai akan meluap dan mengancam pemukiman mereka.
"Kami minta pemerintah segera mengerahkan alat berat untuk mempertahankan rumah warga. Bukannya warga tidak membutuhkan bantuan makanan tapi pembangunan pengaman sungai lebih penting," katanya.(rni)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012