Denpasar (Antara) - Pemerintah hendaknya lebih gencar mempromosikan Pantai Medewi, di Kabupaten Jembrana, 75 Km barat Kota Denpasar yang memiliki potensi
besar menarik minat penggemar surfing mancanegara.

"Bali adalah pusat surfing di Asia Tenggara, dari tua ke muda, dari pemula sampai profesional kelas dunia, semua peselancar cinta Bali karena pantainya memiliki gelombang sepanjang tahun," kata Pengamat Pariwisata, I Made Sudana di Denpasar Sabtu.

Turis Australia maupun Jepang yang terkenal dengan surfungnya tetap memilih Bali sebagai tempat berlibur, karena pulau ini salah satu tempat di muka bumi dapat menemukan gelombang hampir setiap hari, dimainkan untuk setiap tingkat keahlian.

Pelancong yang ingin merasakan gelombang terpanjang dan paling lembut di Bali, maka  harus siap melakukan perjalanan  ke arah barat dari Denpasar, maka sepanjang pantai Jembrana yang akan membawa ke Pantai Medewi.

Sudana yang biasa mengantar turis di Bali mengatakan, Pantai Medewi salah satu  tempat surfing terbaik, sekitar 75 kilometer di sebelah barat Kota Denpasar yang terletak di jalan utama pantai selatan, atau sekitar 34 kilometer di sebelah barat Kota Tabanan.

Tempat ini masih relatif sepi, hanya dikunjungi sekitar 2.200 wisatawan asing selama 2014 seperti ketika pengunjung pertama hadir di Pulau Bali di pertengahan 1980-an. Pada hal Pantai Medewi memiliki pemandangan matahari terbenam yang spektakuler.

Pantai Mediwi sangat berbatu dengan beberapa bongkahan batu abu-abu besar diselingi dengan kerikil dan pasir hitam. Pantai ini bukanlah pantai terbaik untuk berjemur atau bersantai, tetapi baik untuk berjalan-jalan.

Sementara gelombang di Medewi bisa dimainkan oleh hampir semua tingkat keahlian peselancar dan yang terbaik adalah ketika mendekati air pasang atau sesudahnya. Selalu berhati-hati, karena terdapat batu tajam.

Pantai Medewi sebenarnya tidak kalah dengan kondisi pantai Kuta atau lokasi wisata Tanah Lot Tabanan, hanya saja kurang promosi dan infrastrukturnya yang ada belum mendapat perhatian sehingga turis ke sini sekitar 2000-an per tahun. (Antara)

Pewarta: IK Sutika

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015