Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa berkekuatan magnitudo 5,9 mengguncang wilayah Laut Sulawesi, Manado, Sulawesi Utara, Kamis.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Kamis mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,98 lintang utara dan 124,14 bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 km arah Barat Laut Kota Manado, Sulawesi Utara pada kedalaman 300 km.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng (Intraplate) Sangihe yang tersubduksi ke bawah laut Sulawesi," paparnya.
Ia menambahkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Ia mengemukakan gempa yang terjadi pada pukul 06.26.17 WIB itu berdampak dan dirasakan di daerah Kepulauan Sula, Tidore, Halmahera Barat dan Taliabu dengan skala intensitas II-III MMI (modified mercally intensity), artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya.
Ia mengatakan hingga pukul 06.44 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Kamis mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,98 lintang utara dan 124,14 bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 km arah Barat Laut Kota Manado, Sulawesi Utara pada kedalaman 300 km.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng (Intraplate) Sangihe yang tersubduksi ke bawah laut Sulawesi," paparnya.
Ia menambahkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Ia mengemukakan gempa yang terjadi pada pukul 06.26.17 WIB itu berdampak dan dirasakan di daerah Kepulauan Sula, Tidore, Halmahera Barat dan Taliabu dengan skala intensitas II-III MMI (modified mercally intensity), artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya.
Ia mengatakan hingga pukul 06.44 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023