Bengkulu, (Antara) - Sejumlah nelayan di Kota Bengkulu terpaksa menggeluti pekerjaan lain seperti buruh bangunan akibat musim paceklik ikan yang diperkirakan berlangsung hingga September 2015.

"Musim paceklik ikan biasanya sampai September jadi kami terpaksa mencari kerja lain," kata Ketua Kelompok Nelayan Muda Mandiri David di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan selain menjadi buruh bangunan, sebagian nelayan juga dibayar untuk memperbaiki jaring milik pengusaha kapal ikan besar dengan upah Rp60 ribu per hari.

Musim paceklik ikan, menurut dia, terjadi pada Juni hingga September dan memaksa nelayan terpaksa beralih profesi.

"Beberapa waktu lalu saat limbah batu bara di muara Sungai Bengkulu masih ada, beberapa nelayan juga beralih ke batu bara," ucapnya.

David mengatakan saat musim paceklik tersebut modal yang dikeluarkan nelayan untuk melaut tidak sebanding dengan pendapatan, dengan kata lain lebih sering merugi.

Nelayan lainnya, Nurman mengatakan bahwa selama musim paceklik, tidak sedikit juga para nelayan yang tetap mencari ikan di laut.

"Memang tangkapan sangat sedikit tapi harga ikan laut saat ini tinggi," katanya.

Ia mencontohkan jenis ikan kakap merah yang biasanya dijual Rp35 ribu per kilogram saat ini dipasarkan Rp50 ribu per kilogram.

Pasokan yang minim membuat harga ikan jenis lainnya juga melonjak tinggi, seperti ikan dencis yang biasanya dijual Rp15 ribu menjadi Rp25 ribu dan ikan belato biasanya Rp20 ribu menjadi Rp35 ribu per kilogram. ***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015