Bengkulu (Antara) - Para pengendara yang melintas di jalan lintas barat (Jalinbar) Sumatera yang menghubungkan Provinsi Bengkulu-Sumatera Barat mengeluhkan kerusakan jalan di jalur yang menghubungkan Kota Bengkulu hingga Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara.

"Jalan berlubang besar dan tidak ada tanda-tanda perbaikan di jalur itu, terutama dari Kota Bengkulu menuju Lais hingga Ketahun," kata Dedianto, pengendara yang melintas di jalur Lempuing-Ketahun, Senin.

Ia mengatakan kerusakan jalan membuat pengendara harus waspada di jalur tersebut, termasuk di wilayah Desa Urai dan Serangai Kecamatan Ketahun yang rawan abrasi.

Kerusakan jalan kata dia membuat waktu tempuh dari Kota Bengkulu menuju Kabupaten Mukomuko yang merupakan kabupaten yang berbatasan dengan Sumatera Barat menjadi bertambah.

"Biasanya dari Kota Bengkulu menuju Mukomuko bisa ditempuh enam jam, sekarang menjadi tujuh jam," ucapnya.

Selain jalan berlubang, sejumlah perbaikan jalan di jalur itu menurutnya juga cukup mengganggu arus lalu lintas.

Apalagi musim kemarau membuat tanah dan pasir yang digunakan untuk pelebaran jalan tersebut menimbulkan debu yang menggaggu pengendara.

Pada 'H-10' Lebaran 1436 Hijriah, arus lalu lintas di Jalinbar masih sepi dari pemudik. Arus kendaraan pemudik diperkirakan mulai memadati jalur ini pada 'H-4'.

Sebelumnya Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu Andi Rosliansyah mengatakan perbaikan jalan termasuk lintas barat sedang berlangsung, termasuk pelebaran jalan di jalur Air Rami menuju Mukomuko hampir 100 kilometer.

"Memang tidak semua jalur diperbaiki, sesuai dengan ketersediaan anggaran," ucapnya.

Ia mengatakan perbaikan Jalinbar dianggarkan dari APBN sedangkan perbaikan jalan yang didanai APBD dialokasikan untuk perbaikan jalan provinsi.

Untuk memperlancar arus mudik dan balik Lebaran 2015 pihaknya menginstruksikan para kontraktor untuk menghentikan pengerjaan jalan mulai 'H-7'.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015