Rejanglebong (Antara) - Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan musim kemarau yang terjadi di daerah itu diprediksi berlangsung hingga Oktober mendatang.  

"Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG Bengkulu yang kami terima musim kemarau ini baru akan berakhir pada Oktober, dan untuk di Rejanglebong sudah mulai dirasakan dengan adanya penurunan volume debit air sungai dan sumur maupun sawah yang mulai kekeringan," kata Kepala BPBD Rejanglebong Masdar Helmi di Rejanglebong, Jumat.

Musim kemarau yang melanda daerah itu, kata dia, mulai terjadi sejak dua bulan belakangan dimana pada sepanjang Juni lalu sama sekali tidak turun hujan, sedangkan di bulan ini baru ada beberapa kali hujan dengan intensitas sedang dan sebarannya tidak merata.

Kendati musim kemarau sudah berlangsung hingga dua bulan, pihaknya berharap di daerah itu tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan sehingga dapat menyebabkan timbulnya kabut asap dan terganggunya kesehatan masyarakat.

Untuk itu, kalangan masyarakat yang berdiam di dekat hutan dan lahan kering diminta agar tidak melakukan pembakaran atau membuka kebun dengan cara di bakar karena akan berpotensi menyebabkan kebakaran hutan serta menimbulkan kabut asap.

Sedangkan langkah antisipasi yang tengah disiapkan BPBD setempat tambah dia, adalah dengan menyiagakan petugas pemadaman kebakaran (PBK) serta melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti dinas kehutanan dan perkebunan maupun dinas pertanian setempat.

"Selain telah menyiagakan tujuh unit mobil PBK dengan jumlah personel sebanyak 65 orang, kami juga telah melakukan rapat koodinasi dengan dinas-dinas terkait sehingga jika terjadi bencana kebakaran atau kekeringan yang lebih parah dapat segera diambil tindakan,"ujarnya.

Sementara itu, Direktur PDAM Tirtha Dharma Rejanglebong, Hazairin ditempat terpisah mengatakan, akibat pengaruh musim kemarau yang terjadi di daerah itu volume debit PDAM mengalami penyusutan 10-15 liter per detik, kendati demikian suplay air bersih ke 10.500 pelanggan di daerah itu masih bisa dilakukan.

Penurunan debit air ini menyusul menyurutnya pasokan air dari sumber air bersih dari sumber air bawah tanah yang ada di Desa Air Meles Atas dan Suban Ayam Kecamatan Selupu Rejang, kemudian dari sumberi air Desa Air Meles Bawah dan Suban Air Panas Kecamatan Curup Timur. Sedangkan untuk pasokan air yang bersumber dari sumber air permukaan yang berasal dari Sungai Musi masih belum mengalami penurunan.***4***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015